JAKARTA. Curah hujan yang mengguyur hampir seluruh wilayah di Jakarta sejak Minggu (8/2) malam hingga Senin (9/2) malam tidak lebih parah dibanding puncak hujan tahun lalu. Banjir dan genangan air yang terjadi di sejumlah tempat disebabkan oleh buruknya drainase dan kurangnya kawasan resapan air. Akibatnya, pasokan air melimpah.
"Jika dibandingkan dengan hujan pada banjir Jakarta 2013 dan 2014 lalu, curah hujan hari ini lebih rendah," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya yang dikirim kepada wartawan, Senin.
Hingga saat ini, Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat genangan air di Jakarta bertambah hingga 107 titik genangan.
Rinciannya :
25 genangan di wilayah Jakarta Pusat 27 genangan di Jakarta Barat 25 genangan di Jakarta Timur 10 genangan di Jakarta Selatan 20 genangan di Jakarta Utara
Sementara itu, tinggi muka air di sebagian besar sistem sungai di Jakarta juga telah naik Siaga III pada pukul 14.00 WIB. Tingginya muka air, kata Sutopo, menyebabkan banjir di bantaran sungai.
Bendung Katulampa 80 cm (Siaga III) Pintu Air Depok 210 cm (Siaga III) Manggarai 820 cm (Siaga III) Krukut Hulu 165 cm (Siaga III) Pesanggarahan 190 cm (Siaga III) Angke Hulu 190 cm (Siaga III) Pulo Gadung 675 cm (Siaga III) Pintu Air Karet 650 cm (Siaga I)
Masyarakat di sekitar bantaran Sungai Ciliwung yang terkena banjir adalah Kampung Pulo, Gang Arus, dan Pengadegan.
Sementara di Kali Krukut, wilayah yang terkena banjir adalah Pondok Raya, Pasar Mampang, Pulau Raya, Jati Padang, Cipete Selatan, Pondok Labu, Benhil dan RS Mintoharjo.
Di Bantaran Kali Pesanggarahan, daerah yang terkena banjir adalah Cirendeu Indah, Sepolwan, Deplu, IKPN, Ulujami, Perdatam, Tanah Kusir, Cipulir, Cidodol, Kedoya, Perum Kelapa Dua, dan Pos Pengumben. (Jessi Carina)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News