BRGM dorong pembinaan perempuan untuk ciptakan pewarna alami batik

Sabtu, 02 Oktober 2021 | 21:18 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
BRGM dorong pembinaan perempuan untuk ciptakan pewarna alami batik

ILUSTRASI. BRGM dorong pembinaan perempuan untuk ciptakan pewarna alami batik.


LINGKUNGAN HIDUP - JAKARTA. Batik merupakan salah satu warisan dunia yang identik dengan simbolisme dan budaya Indonesia. Bahkan, UNESCO menilai keunikan motif batik Indonesia mencerminkan budayanya yang beragam. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita bangga dan melestarikannya. 

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mendorong pelestarian batik melalui inovasi pewarna alam yang berasal dari limbah mangrove maupun tanaman lain. 

Rita Afriyana selaku Ketua Kelompok Keris Dewa di Desa Pedekik, Bengkalis, Riau, bercerita jika pelatihan cara membuat pewarna alam yang digelar oleh BRGM sangat bermanfaat bagi warga. Di mana mereka kini bisa menciptakan produk seperti masker, kain batik, tas, hingga pakaian dengan pewarna alami. 

“Alhamdulillah kemarin ada pelatihan, kita diberi ilmu pembuatan pewarna alam, kita praktik untuk pemotifan secara kreatif dengan tangan sendiri manual, besoknya kita baru pembuatan pewarnaan dari bahan mangrove,” ujar Rita dalam keterangannya, Sabtu (2/10). 

Baca Juga: Kembangkan ekowisata, KemenKopUKM gelar temu konsolidasi wirausaha

Menurut Rita, warna yang dihasilkan dari pewarna alam sangatlah eksotis. Pasalnya mereka bisa lebih kreatif dalam mengeksplore warna yang diinginkan. “Kelompok kami sudah menghasilkan produk yang sudah dipasarkan seperti masker, tas, dompet dan juga batik, seperti yang sudah diajarkan BRGM kemarin," kata dia.

Selain itu, Muliana, salah satu peserta lain dari Kelompok Eco Teratai Sasirangan di Desa Darussalam, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan juga merasakan manfaat yang sama. Wanita berusia 20 tahun itu mengatakan jika pelatihan yang diberikan BRGM membuat warga di daerahnya kini semakin produktif. 

“Waktu itu kami membuat masker dengan pewarna alam dari bahan daun-daunan, akar batang yang ada di sekitar, seperti daun mangga, ketapang, kunyit dan lainnya. Bahan tersebut diolah dengan cara dimasak dengan air, kemudian sarinya diambil dan terus proses pencelupan. Setelah itu kita bersihkan dan didiamkan baru dibuat masker,” jelas wanita yang akrab disapa Lia tersebut. 

Pelatihan ini, tutur Kepala Kelompok Kerja Bidang Hubungan Masyarakat BRGM Didy Wurjanto, merupakan kontribusi BRGM dalam melestarikan kearifan lokal dan menjadi sumber pendapatan tambahan di tengah pandemi.

Selain itu, Didy berharap pelatihan ini dapat meningkat partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan upaya restorasi gambut dan mangrove. Sejauh ini, telah dilatih 110 perempuan dari provinsi target BRGM.

Selanjutnya: Realisasi penyaluran transportasi gas lewat Pipa Kalija 1 capai 20,65 BBTUD

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru