Bupati Kudus klaim kasus Covid-19 di daerahnya sudah mulai melandai

Kamis, 10 Juni 2021 | 17:36 WIB   Reporter: Ratih Waseso
Bupati Kudus klaim kasus Covid-19 di daerahnya sudah mulai melandai

ILUSTRASI. Petugas menyemprotkan disinfektan di sekitar jalan desa yang ditutup akibat karantina wilayah di Desa Pedawang, Kudus, Jawa Tengah


COVID-19 - JAKARTA. Pasca libur Lebaran terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang cukup siginifikan pada dua daerah yaitu, Kudus Jawa Tengah dan Bangkalan Jawa Timur. Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan bahwa, kasus di daerahnya saat ini sudah terpantau mulai melandai.

Kasus yang dinilai sudah mulai menunjukkan pelandaian tersebut lantaran adanya upaya pemusatan isolasi pasien Covid-19 dari Kudus ke Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah.

"Alhamdulillah Kudus saat ini agak melandai karena terkait masalah pemusatan isolasi gencar-gencarnya kita evakuasi ke Donohudan. Untuk isolasi di rumah di Kudus ini sangat lumayan banyak yang isolasi mandiri maka dari itu dari optimalisasi isolasi mandiri," jelas Hartopo saat Dialog Produktif Kabar Kamis secara virtual di kanal Youtube FMB9ID_IKP, Kamis (10/6).

Baca Juga: Tetap jalankan protokol kesehatan jika bepergian ke luar negeri

Adapun untuk pemusatan isolasi mandiri di Kudus, Hartopo mengungkapkan hanya bisa menampung 400 orang. Dimana saat ini pemusatan isolasi mandiri tersebut masih terkendala diantaranya SDM, sarana prasarana dan obat-obatan.

"Maka dari itu ini baru kita mulai minggu depan atau Senin mungkin sudah bisa kita tempatkan untuk memaksimalkan isolasi mandiri yang ada di Kabupaten Kudus. Karena selama ini kita juga baru evakuasi di pemusatan di Donohudan ada 400-an yang ke sana," imbuhnya.

Bantuan dari pemerintah pusat sendiri, selain tambahan vaksin untuk wilayah Kudus, juga pemberian mobil PCR yang saat ini telah dioperasikan. Terkait tambahan vaksin, Hartopo menyebut pihaknya akan mulai menggencarkan vaksinasi kepada masyarakat di sana agar kasus penularan lebih melandai dan bahkan turun.

Faktor melonjaknya kasus di Kudus, Hartopo menjelaskan lantaran masyarakat dinilai mulai abai dalam penerapan protokol kesehatan. Terlebih usai vaksinasi banyak masyarakat yang merasa vaksin membuat kebal terhadap Covid-19.

Kedua adanya tradisi silahturahmi saat lebaran yang menjadi faktor meningkatnya kasus di kota kretek tersebut. Serta kegiatan pariwisata yang dinilai melebihi kapasitas yang telah ditetapkan. Hartopo menyebut, kapasitas tempat wisata di daerahnya telah ditetapkan maksimal hanya 30%.

"Di Kudus itu sudah biasa silaturahmi makan-makan ada suguhan. Orang-orang buka masker saat makan-makan hidangan. Nah ini kan potensinya luar biasa terpapar," jelasnya.

Dengan lonjakan yang terjadi Pemerintah Kabupaten sudah menutup semua akses terutama di perbatasan Kudus dengan Jepara, Demak, Grobogan dan Pati. Untuk penutupan ini dibentuk juga cek poin yang akan memeriksa setiap mobilitas masyarakat yang akan masuk ke Kudus.

"Setiap orang yang masuk Kudus kita akan cek dan kalau memang tujuannya tidak terlalu urgent akan kita kembalikan [putar balik]," ujarnya.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, meski sebelum Lebaran Pemerintah telah melakukan pembatasan mobilisasi masyarakat, namun lonjakan yang terjadi di Kudus merupakan faktor dari adanya kegiatan lokal.

Baca Juga: Tetap lakukan karantina usai tiba dari negara lain

"Kegiatan mobilisasi sudah ditekan tapi berpulang pada kegiatan lokal. Kegiatan lokalnya melakukan mobilisasi seperti yang disampaikan Pak Bupati, tetap saja akan bocor juga. Kasusnya ini mungkin agak sedikit turun dibanding perkiraan. Kalau kita tidak melakukan ancang-ancang sebelum Lebaran mungkin bukan hanya Kudus dan Bangkalan tapi daerah lain akan mengalami hal yang sama," ungkapnya.

Untuk menyikapi adanya lonjakan kasus di Kudus dan Bangkalan, pemerintah telah memberikan dukungan berupa fasilitas tempat tidur, alat medis dan juga obat-obatan.

Selain itu juga dilakukan mobilisasi tenaga kesehatan ke dua daerah tadi untuk membantu penanganan pasien di sana.

"Sekarang sudah ada ratusan tenaga kerja yang mengalami infeksi maka bantuan tenaga kesehatan tersebut sangat diperlukan," kata Dante.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto
Terbaru