Cegah penyebaran corona, Wali Kota Kendari tutup akses kedatangan TKA dari China

Sabtu, 02 Mei 2020 | 14:36 WIB Sumber: Kompas.com
Cegah penyebaran corona, Wali Kota Kendari tutup akses kedatangan TKA dari China

ILUSTRASI. Petugas medis mengamati sampel darah dari pekerja yang mengikuti rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras.


Sebelumnya, Gubernur dan DPRD Sulawesi Tenggara satu suara menolak kedatangan 500 TKA asal China yang rencananya datang mulai pekan ini secara bertahap. Gubernur Sultra Ali Mazi membenarkan rencana kedatangan ratusan TKA yang akan bekerja di salah satu pabrik smelter yang ada di Sultra.

Ia mengatakan, pemerintah pusat telah menyetujui kedatangan TKA asal China di Sultra. Menurut Ali Mazi, penolakan itu dilakukan karena bertentangan dengan suasana kebatinan masyarakat Sultra yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19. 

Secara terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan Aris Wahyudi menjelaskan, adanya Rencana Penggunaan 500 Tenaga Kerja Asing (RPTKA) asal China di Indonesia masih tertunda. 

Pasalnya, Indonesia baru saja menerapkan status pembatasan transportasi berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020. Sehingga, dapat dipastikan kedatangan TKA asal China tersebut tidak akan datang dalam waktu dekat ini. 

Baca Juga: Cegah penyebaran corona, MUI meminta pemerintah melarang kedatangan TKA

"Itu masih jauh dari kedatangan. Bukan berarti hari ini kita teken, terus besok mereka tiba. Prosedurnya masih panjang karena mereka masih harus visa, imigrasi, Kemenkumham, ke kedutaan," ujar Aris saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/4/2020). 

Ia memastikan, hadirnya 500 TKA China tersebut akan datang setelah pemerintah mencabut status pembatasan transportasi. "Jadi tidak dalam waktu dekat ini, bisa Juni, Juli. Kayaknya dari perusahaan memandang di-suspend," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wali Kota Kendari Tutup Akses Kedatangan bagi Ratusan TKA dari China"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru