INDUSTRI SAWIT - PEKANBARU, RIAU. Chief Executive Officer (CEO) PT Perkebunan Nusantara V Jatmiko K Santosa terpilih memimpin Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Riau Riau periode 2021-2025.
Jatmiko menggantikan Plt Ketua Gapki Cabang Riau periode sebelumnya, Lichwan Hartono, setelah terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Cabang GAPKI Riau ke VI yang diselenggarakan di Pekanbaru, Riau.
"Kami berharap kedepannya kita dapat memajukan Gapki bersama-sama. Sebab jika dilihat dari luasan, anggota Gapki Cabang Riau belum mewakili luasan yang ada. Sehingga bagaimana kedepannya dapat menarik (pengusaha kelapa sawit di Riau) untuk bergabung. Tentu kita harus mampu menunjukkan adanya nilai tambah jika bergabung dengan Gapki," ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (17/12).
Untuk itu, Jatmiko menyebutkan telah memiliki sejumlah program kerja penting dalam memajukan Gapki serta memberikan kontribusi positif bagi seluruh stakeholders dan negara. Dia menempatkan akselerasi program PSR dan peluang supply chain menjadi poin utama.
Jatmiko juga menyampaikan dukungan kepada Gapki Pusat dalam memberikan masukan dan saran kepada pemerintah atas aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan industri. Untuk itu menurutnya Gapki Cabang Riau perlu bersinergi dengan pemerintah daerah."Kita akan mengawal peraturan-peraturan daerah yang menjadi turunan dari aturan pusat tersebut," sambungnya.
Selain program-program tersebut, Jatmiko turut menyatakan ke depan Gapki akan terus proaktif terlibat dalam penetapan harga TBS di Provinsi Riau sesuai dengan Pergub yang akan disahkan, terutama terkait penetapan harga tandan buah segar sawit mitra swadaya, serta mengkoordinir bantuan dari anggota GAPKI melalui program CSR untuk penanganan pandemi Covid-19 di Cabang Riau.
Baca Juga: Konsumsi minyak sawit domestik naik 2% di Oktober 2020
Diwaktu yang sama, secara virtual dalam sambutannya Ketua umum GAPKI Joko Supriyono menyebutkan bahwa GAPKI Riau sudah waktunya untuk muncul di kancah nasional.
Sebagai provinsi dengan perkebunan sawit terluas di Indonesia dengan total mencapai 3,4 juta hektare, dia mengatakan Riau menjadi andalan Indonesia, terutama dari sisi devisa yang kini berhasil menjaring US$15 Miliar melalui ekspor produk kelapa sawit.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa masih cukup banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh GAPKI, salah satunya terkait program peremajaan sawit rakyat.
Ia mengatakan, program PSR yang telah diusung PTPN V dapat ditularkan ke seluruh anggota GAPKI yang terdiri dari beragam perusahaan sawit di Bumi Lancang Kuning.
"Saya berharap agar program PSR dipercepat. PTPN V yang telah melaksanakan PSR agar dapat menularkan apa yang telah dilakukan. Untuk itu, lakukan sinergi dengan multi stakeholders, terutama pemerintah provinsi dan kabupaten agar terus ditingkatkan," tutupnya.
Selanjutnya: Ekspor minyak sawit naik 9,5% secara bulanan pada Oktober 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News