Cerita pilu Akbar Alamsyah: Hilang saat demo, ditemukan kritis, dan meninggal dunia

Jumat, 11 Oktober 2019 | 09:56 WIB Sumber: Kompas.com
Cerita pilu Akbar Alamsyah: Hilang saat demo, ditemukan kritis, dan meninggal dunia

ILUSTRASI. Foto udara suasana aksi mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Aksi mahasiswa tersebut menuntut dibatalkannya RUU KUHP dan beberapa RUU lainnya. ANTARA FOTO/Denis Amran/pras.


UNJUK RASA - JAKARTA. Akbar Alamsyah, korban demo pelajar di sekitar Gedung DPR telah meninggal dunia pada Kamis, (10/10). Ia menghembuskan napas yang terakhir setelah koma selama 15 hari di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Akbar merupakan salah satu demonstran dalam demo ricuh itu. Setelah kericuhan, Akbar luka-luka. Anak dari Ibu Rosminah ini harus dioperasi pada bagian kepala lantaran tempurung pecah hingga kena ke bagian syaraf. Karena terkena syaraf itu, ginjalnya sempat rusak lantaran ada luka dikepalanya.

Awal keberadaan Akbar saat demo Sebelum demo, Akbar sempat bertemu ibunya. Dalam pertemuan itu, ibunya mengaku sempat meminta Akbar agar tidak keluar rumah karena Jakarta yang saat itu sedang tidak kondusif.

Baca Juga: Jusuf Kalla: Kalau jago demo kan selalu di Makassar, mahasiswa itu apa saja didemokan

Namun, sayangnya permintaan itu dilanggar Akbar. Ia dan dua temannya ikut menonton demo di kawasan Slipi.

Saat Akbar dan dua temannya tengah asyik menonton demo, tiba-tiba ia dihampiri aparat dari belakang. Karena takut, Akbar dan dua teman lainnya pun melarikan diri ke arah yang berbeda. Dua teman Akbar berhasil melarikan diri, sementara Akbar sejak saat itu tak diketahui keberadaannya.

Perjuangan mencari Akbar yang hilang

Keesokan harinya, Rosminah kaget karena rumah neneknya dihampiri oleh teman-teman Akbar. Hatinya terpukul ketika tahu anaknya tak pulang bersama teman-temannya yang lain. Dengan cepat, ia pun langsung mencari anaknya itu ke Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Marak demonstrasi mahasiswa membuat peritel semakin rugi

Namun, sesampainya di sana, ia tak menemui anaknya dan diarahkan ke Polres Jakarta Barat. Akhirnya, ia pun memeriksa keberadaan anaknya di Polres Jakarta Barat. Hanya nama yang tertera di polres saat itu, tetapi Akbar tak dia temui di sana. Dia hanya bisa menitipkan makanan. Siapa tahu Akbar di dalam dan sedang kelaparan.

"Saya tidak dikasih tahu anak saya di mana dan yang jaga di sana malah minta saya datang lagi esok harinya untuk cari anak saya,” ucap Rosminah, Rabu (9/10).

Akbar ditemukan kritis

Setelah pulang ke rumah, ia mendapat pesan berantai kalau anaknya tengah dirawat di Rumah Sakit Pelni pada hari yang sama.

Ia pun sempat heran kenapa nama anaknya ada di Polres Jakarta Barat, tetapi kenyataannya ada di Rumah Sakit Pelni. Apa yang terjadi pada anaknya saat itu masih menjadi teka-teki baginya sendiri.

Tak mau ambil pusing, dia langsung menyusul anaknya ke Rumah Sakit Pelni. "Nah pas saya mau nemuin anak saya ke Pelni katanya anak saya sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri," ucapnya.

Akhirnya ia pun menyusul anaknya di Rumah Sakit Polri. Di sana akhirnya dia bisa menemukan Akbar. Betapa sedihnya Rosminah ketika melihat keadaan anaknya yang sangat menyedihkan.

Baca Juga: Drama 7 jam aksi demonstran yang berakhir rusuh di sekitar Gedung DPR

"Wajah dan matanya lebam. Kepalanya sudah diperban katanya habis operasi tulang kepalanya yang patah," ucapnya.

Ia merasa ikut sakit menyaksikan kondisi anaknya. "Saya langsung cium, peluk anak saya. Karena tidak kuat lihat anak saya yang keadaannya kaya orang penyakit tumor kepalanya besar semua gitu, akhirnya saya sempat pingsan," kata Rosminah.

Akbar yang kala itu terbaring pun sempat meneteskan air mata saat dipelukan ibunya. Meski matanya tertutup, air mata Akbar mengalir membasahi pipi Ibunda.

Benarkah jatuh dari tangga?

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru