Hal ini mengakibatkan peningkatan potensi pembentukan awan-awan hujan di Jabodetabek. "Jadi tingkat labilitas dan kebasahan udara yang berpengaruh dalam peningkatan curah hujan," ucap Dwikorita.
Faktor keempat adalah terpantaunya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membentuk pola konvergensi di sebagian besar Pulau Jawa. Menurut Dwikorita, hal tersebut berkontribusi juga dalam peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah jawa bagian barat termasuk Jabodetabek.
Kombinasi keempat faktor tersebut yang menyebabkan Jabodetabek dilanda hujan deras secara konstan sejak Kamis. Tak hanya hujan deras, sejak Kamis lalu banjir juga melanda sejumlah wilayah Jakarta.
Adapun, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto memaparkan ada tiga faktor utama yang menyebabkan banjir tersebut. "Disebabkan tiga faktor kalau dari sisi air, yaitu hujan yang jatuh di sekitar Jabodetabek itu bermuara ke Jakarta," kata Guswanto dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Jangan nekat, ini batas aman sepeda motor terobos banjir
Faktor selanjutnya adalah curah hujan tinggi yang terjadi di Jakarta sendiri. Sementara faktor ketiga pasang naik air laut di Jakarta Utara. "Ketiganya terakumulasi ini menjadi perhatian bagi DKI, tentunya di samping faktor pendukung lainnya," ucapnya.
Dwikorita kemudian mengimbau warga untuk tetap tenang namun waspada akan potensi bencana yang dapat timbul. Masyarakat juga diimbau memonitor informasi dari sumber otoritas resmi agar informasi dapat dipertanggungjawabkan. "Serta, mohon beradaptasi dengan prediksi dan peringatan dini cuaca," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Curah Hujan Ekstrem Landa Jabodetabek Sejak Kamis, Ini Penjelasan BMKG.
Penulis: Sonya Teresa Debora
Editor: Bayu Galih
Baca Juga: Ini ruas tol di Jabodetabek yang terendam banjir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News