Dilema rusunami DP Rp 0, antara penghasilan rendah dan tingginya cicilan

Rabu, 18 Desember 2019 | 10:35 WIB Sumber: Kompas.com
Dilema rusunami DP Rp 0, antara penghasilan rendah dan tingginya cicilan


PROPERTI - JAKARTA. Dilema calon pembeli rumah susun sederhana milik (rusunami) dengan down payment (DP) Rp 0 adalah daya beli rendah, sementara harga cicilan rusun tinggi. Itulah yang membuat rusunami Dp Rp 0 masih sepi peminat.

Syarat penghasilan yang ditetapkan agar bisa membeli rusunami DP Rp 0 adalah Rp 4 juta hingga Rp 7 juta. Adapun cicilan rusunami dimulai dari Rp 1,17 juta hingga Rp 3,54 juta, tergantung tipenya.

"Ini kan program membantu warganya yang juga punya kemampuan. Harus mengukur diri juga mau beli itu, kan cicilannya Rp 2,5 juta, penghasilan minimal Rp 6 sampai Rp 7 juta," kata Amran Nukman, Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (DPD REI) DKI Jakarta, Selasa (17/12).

Baca Juga: Anies akui belum minta persetujuan Menhub bangun rute LRT Pulogadung-Kebayoran Lama

"Secara ilmu matematika sederhana, cicilan kita itu enggak boleh lebih dari sepertiga karena sepertiga lagi dipakai untuk kebutuhan dasar hidup, sepertiga lagi untuk kebutuhan lain," kata dia. Terlebih lagi, jika pembeli rumah memiliki cicilan lain, seperti motor, ponsel, dan peralatan lain.

Maka, sebenarnya cicilan yang cukup besar tersebut membuat calon pembeli rusunami DP Rp 0 jadi berpikir dua kali untuk mendapatkan rumah yang merupakan program unggulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu. "Ya memang dilema. Taruhlah cicilan Rp 2,5 juta, tetapi penghasilan Rp 5 juta pun pasti kurang sanggup," lanjut Amran.

"Cicilan itu memang kembali pada kemampuan orang mencicil. Jadi, sukses atau tidaknya tergantung siapa yang beli nanti. Kalau dia punya penghasilan tetap, ya jalan. Kalau enggak, jadi PR juga buat Pemprov. Begitu satu kali dua kali macet, mekanismenya repot," ujar Amran.

Perlu diketahui, Direktur Utama Sarana Jaya Yoory C Pinontoan beralasan, unit yang benar-benar terjual masih sedikit karena pihak Sarana Jaya, Unit Fasilitasi Pemilikan Rumah Sejahtera (UFPRS), dan Bank DKI sangat berhati-hati menjual rusunami itu lantaran tidak ingin salah sasaran. "Karena bagaimanapun juga ini ada subsidi dari Pemprov DKI Jakarta," ucap Yoory, Minggu (8/12).

Baca Juga: Rusunami DP Rp 0 masih sepi, ini saran anggota DPRD DKI ke Pemprov

Yoory mengklaim, peminat rusunami mencapai 7.000 orang. Adapun Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Fasilitas Pemilikan Rumah Sejahtera DKI Jakarta Dzikran Kurniawan mengatakan, sejumlah pemohon dinyatakan gagal lolos verifikasi KPR di bank karena terhambat kredit macet kebutuhan lainnya.

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru