DKI jadi percontohan vaksinasi HPV gratis

Senin, 28 November 2016 | 18:06 WIB Sumber: Kompas.com
DKI jadi percontohan vaksinasi HPV gratis


Jakarta. DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang menjalankan program Kementerian Kesehatan untuk memberi vaksin Human Papillomavirus (HPV) kepada anak-anak secara cuma-cuma alias gratis.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi Priharto, menjelaskan, tingginya angka perempuan yang meninggal akibat kanker serviks membuat pemerintah pusat memutuskan melakukan vaksinasi HPV.

"Program ini sudah direncanakan dari beberapa tahun lalu di Indonesia dan dilakukan pertama kali di Badung, Bali, tapi privat (tidak dibiayai APBN). Pembiayaan APBN pertama kali dicoba di DKI Jakarta," kata Koesmedi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (28/11/2016).

Program ini sudah mulai dilaksanakan awal Oktober ini. Targetnya, sebanyak 75.000 siswi kelas 5 SD yang dapat divaksin tahun ini.

Sedangkan tahun depan, Dinkes DKI Jakarta menargetkan 150.000 siswi kelas 5 dan 6 SD dapat divaksin HPV. Siswi yang mendapat vaksin adalah siswi kelas 5 SD, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Luar Biasa (SLB), dan panti asuhan.

Vaksin HPV bagi siswi kelas 5 SD dibiayai menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) sebesar Rp 10 miliar. "Dana dari pemerintah pusat hanya vaksinnya saja. Dalam vaksinasi, tentunya ada dukungan operasional di 44 puskesmas melalui dana BLUD (dari APBD DKI) sebesar Rp 1,1 miliar," kata Koesmedi.

Program ini dilaksanakan bersamaan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Biasanya, BIAS dilaksanakan tiap Agustus. Namun, tahun ini, vaksin dilaksanakan pada Oktober. Setiap anak, akan mendapatkan dua dosis. Satu dosis diberikan saat kelas 5 dan satu dosis berikutnya akan diberikan saat siswa kelas 6.

Ketua Umum Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia Andrijono menjelaskan, vaksin HPV tergolong mahal. Sekali suntik, tiap orang harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 800.000 hingga 1 juta.

Jika vaksin baru diberikan saat usia SMP atau SMA, maka harus diberi dosis 3 kali. Sedangkan jika vaksin diberikan pada usia SD, hanya membutuhkan dua kali dosis.

"Vaksinasi anak sekolah kelas 5 SD, proteksi 15 tahun. Diperkirakan antibodi flat, tidak perlu tambahan booster (vaksin tambahan), karena antibodinya bagus," kata Andrijono.

Indonesia, kata dia, tergolong terlambat melaksanakan vaksin HPV. Sebanyak 64 negara lain di dunia sudah memberikan vaksin HPV gratis kepada anak-anak. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Srilanka misalnya,  menjadikan vaksinasi kanker serviks ini sebagai program imunisasi nasional.

Dokter dari Rumah Sakit Hermina Jakarta Timur yang juga Satgas Imunisasi PP IDAI, Jose RL Batubara, menjelaskan efek samping yang ditimbulkan dari vaksin ini sangat ringan, yakni bengkak atau sakit di tubuh yang disuntik.

Dia membantah adanya pesan yang beredar di media sosial terkait efek menopause dini dari pemberian vaksin HPV. "Sekarang kami baru mencoba di DKI Jakarta, karena yang memiliki dana dan kesiapan paling siap dibanding daerah lainnya. Tapi kenapa diributin, mestinya didukung dong," kata Jose.

(Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru