Dukung Pedoman WHO, Asosiasi Tembakau Alternatif Teken Pakta Integritas

Kamis, 05 Oktober 2023 | 21:50 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
 Dukung Pedoman WHO, Asosiasi Tembakau Alternatif Teken Pakta Integritas

ILUSTRASI. Penggemar rokok elektrik atau Vape menunjukan kebolehannya disela acara 'I Choose to be Healthier' di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019). Warta Kota


ROKOK ELEKTRIK - JAKARTA. Sejumlah asosiasi industri tembakau alternatif menandatangani pakta integritas yang menguatkan komitmen pelaku usaha untuk tidak memasarkan produknya ke kelompok berusia di bawah 18 tahun.

Pakta ini berpijak pada keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengeluarkan pedoman terbaru bagi sekolah untuk menciptakan lingkungan bebas nikotin dan tembakau di lingkungan pendidikan, serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.

Asosiasi tersebut adalah Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Asosiasi Produsen E-Liquid Indonesia (APEI), Asosiasi Vaper Indonesia (AVI), dan Aliansi Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik Indonesia (APPNINDO).

Ketua APPNINDO Teguh B. Ariwibowo mengatakan, salah satu isi dalam pakta tersebut adalah komitmen untuk tidak menjual produk tembakau alternatif, khususnya rokok elektrik atau vape kepada masyarakat yang berusia di bawah usia 18 tahun.

"Para pelaku Industri Tembakau Alternatif juga mendukung adanya pencegahan generasi muda untuk memulai menggunakan produk nikotin," kata Teguh dalam keterangannya, Kamis (5/10).

Baca Juga: Indonesia Masih Menghadapi Tinggi Prevalensi Perokok Dewasa

Ia menambahkan, kesepakatan tersebut merupakan wujud dukungan pelaku industri terhadap pemerintah yang memiliki target untuk  menurunkan jumlah perokok usia 10-18 tahun dari 9,1% menjadi 8,7% pada tahun 2024 sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 - 2024.

Teguh bilang, pemerintah juga sudah meregulasi aturan merokok di lingkungan pendidikan, dari mulai menolak penawaran iklan rokok, melarang penjualan rokok di kantin sekolah, hingga mewajibkan sekolah memasang tanda kawasan tanpa rokok.

Selain asosiasi, salah satu pelaku usaha rokok elektrik yang berkomitmen untuk melindungi kaum muda dari paparan produk rokok adalah RELX.

General Manager RELX Internasional di Indonesia, Yudhistira Eka Saputra mengatakan, perusahaan tersebut berkomitmen untuk mengikuti seluruh aturan yang telah diterapkan oleh pemerintah soal peredaran rokok di dalam negeri.

Sebagai wujud komitmen RELX mendukung program pemerintah, kata dia, pihaknya mengajak partner toko retail RELX untuk secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap penjualan rokok elektrik dengan menerapkan aturan Guardian Program untuk usia 18 tahun ke atas.  

"Aturan ini telah menjadi bagian dari kesepakatan kerjasama dan pengoperasian bisnis partner toko retail RELX," ujar Yudhistira.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk

Terbaru