Sebelumnya, hal serupa terjadi pada Oktober 2013 dengan landaan erupsi hanya di dalam lubang kawah. Sejak tahun 2017, 2018, 2019 pada bulan Juni-Juli terpantau gempa uap air atau asap yang diduga disebabkan berkurangnya air tanah akibat perubahan musim.
Baca Juga: Badan Geologi peringatkan bahaya terbang di wilayah Gunung Tangkuban Perahu
Sehingga air tanah yang ada mudah terpanaskan dan sifatnya erupsi pendek.
"Oleh karenanya sejak 10 hari yang lalu PVMBG melalui pos menyampaikan peringatan, kepada pengelola kawasan untuk meningkatkan kesiapsiagaan kemungkinan erupsi seperti Oktober 2013, dan diikuti surat peringatan kemungkinan bisa erupsi tiba-tiba," tuturnya.
Baca Juga: Tangkuban Perahu bererupsi dengan tinggi kolom abu 200 meter
Hendra menuturkan, erupsi susulan dapat saja terjadi dengan potensi landaan masih di sekitar dasar kawah. Karena dasar dari peningkatan status adalah tingkat ancaman, dan saat ini tingkat ancaman masih di dalam kawah, sehingga belum perlu naik status.
"Kecuali ke depannya ada potensi radius landaan yang membesar," jelasnya. (Dendi Ramdhani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erupsi Gunung Tangkuban Parahu di Jumat Sore Lebih Besar Dibanding Letusan 2013",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News