Peristiwa

Fenomena Bediding Melanda, Sampai Kapan Terjadi? Ini Jawaban BMKG

Jumat, 11 Juli 2025 | 04:38 WIB Sumber: Kompas.com
Fenomena Bediding Melanda, Sampai Kapan Terjadi? Ini Jawaban BMKG

ILUSTRASI. Fenomena bediding atau suhu dingin ekstrem mulai terasa di sejumlah wilayah Indonesia, terutama di daerah pegunungan dan dataran tinggi. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto


BMKG - Fenomena bediding atau suhu dingin ekstrem mulai terasa di sejumlah wilayah Indonesia, terutama di daerah pegunungan dan dataran tinggi.  

Informasi mengenai fenomena bediding itu dibagikan oleh pengguna akun @zakiberk*** di X pada Selasa (8/7/2025). 

"Bediding basah," tulisnya seraya menunjukkan ilustrasi atau gambar seseorang yang kedinginan. 

Unggahan tersebut kemudian memantik rasa penasaran warganet terkait kapan fenomena bediding akan terus berlangsung. 

Lantas, apa kata BMKG soal kapan suhu dingin akan dirasakan oleh masyarakat? 

Kapan fenomena bediding berlangsung? 

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena bediding merupakan bagian dari pola musiman yang biasa terjadi pada puncak musim kemarau. 

"Bediding adalah istilah lokal untuk menggambarkan suhu udara yang sangat dingin, biasanya dirasakan pada malam hingga pagi hari selama musim kemarau, khususnya pada Juli hingga Agustus," ujar Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramudawardani, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (9/7/2025). 

Fenomena ini, kata dia, dipicu oleh kombinasi beberapa faktor atmosferik seperti angin timuran dari Australia yang bersifat kering dan dingin, langit yang cerah tanpa awan, serta kelembapan udara yang rendah.  

Baca Juga: Sampai Kapan Kemarau Basah Bakal Terjadi di Indonesia? Ini Kata BMKG

Kondisi tersebut memungkinkan radiasi panas dari permukaan bumi cepat menghilang di malam hari, sehingga suhu turun drastis. 

"Untuk tahun ini, potensi bediding diperkirakan akan berlangsung dari Juli hingga awal September 2025, seiring dengan puncak musim kemarau," jelasnya. 

Namun, hingga awal Juli ini, BMKG mencatat bahwa kondisi atmosfer di sejumlah wilayah Indonesia bagian selatan masih cukup basah.  

"Monsun Australia masih lemah, sehingga aliran udara kering dari selatan belum cukup kuat mendominasi. Itu sebabnya, cuaca cerah yang menjadi pemicu utama bediding belum merata terjadi," tambah Ida. 

Baca Juga: Ramai Dibahas Fenomena Aphelion Picu Suhu Dingin, Benarkah? Ini Jawaban BMKG

Berapa suhu dingin terendah saat fenomena bediding? 

Berdasarkan pengamatan BMKG, suhu minimum terendah tercatat pada 8 Juli 2025 di Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Nusa Tenggara Timur, dengan angka mencapai 12 derajat celsius.  

“Itu salah satu suhu terendah yang tercatat sejauh ini selama musim kemarau tahun ini,” ungkap Ida.  

Meski begitu, suhu tersebut masih lebih tinggi dibandingkan catatan ekstrem tahun lalu yang mencapai 8,4 derajat celsius di lokasi yang sama. 

Fenomena serupa juga dirasakan di kawasan pegunungan lain seperti Lembang dan Dataran Tinggi Dieng, yang secara historis memang kerap mencatat suhu di bawah 15 derajat celsius pada puncak musim kemarau.  

Tonton: Apa Itu Kemarau Basah? Ini Arti, Tanda-Tanda, dan Prediksi BMKG

Bahkan di wilayah perkotaan seperti Jakarta, suhu minimum bisa turun hingga 22–23 derajat celsius. Meski tidak tergolong ekstrem, namun cukup sejuk bagi warga ibu kota. 

“Fenomena ini merupakan bagian dari dinamika iklim musiman Indonesia. Bediding terjadi secara alamiah setiap tahun, terutama di wilayah dataran tinggi atau daerah yang jauh dari pantai,” terang Ida.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena "Bediding" Mulai Menusuk Tulang, Akan Berlangsung Sampai Kapan? Ini Kata BMKG"

Selanjutnya: Daftar Promo HUT BNI ke-79 Juli 2025, Diskon dan Bonus Menarik Tomoro hingga HokBen

Menarik Dibaca: Daftar Promo HUT BNI ke-79 Juli 2025, Diskon dan Bonus Menarik Tomoro hingga HokBen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru