Gelar Pelatihan Kewirausahaan Desa Wisata, Kemenparekraf Tekankan Penting Kolaborasi

Selasa, 22 November 2022 | 11:03 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Gelar Pelatihan Kewirausahaan Desa Wisata, Kemenparekraf Tekankan Penting Kolaborasi

ILUSTRASI. Kemenparekraf?Pelatihan Pengembangan Inovasi Produk dan Kapasitas Parekraf dalam Sadar Wisata


INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Desa Wisata sekaligus di dua Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) secara bersamaan pada 20-25 November 2022.

Pelatihan bagi pelaku pariwisata desa wisata sekitar kawasan DPP Danau Toba, bertempat di Kabupaten Karo melibatkan peserta dari Kabupaten Samosir, dan Simalungun.

Sementara untuk Kawasan DPP Bromo-Tengger-Semeru dilaksanakan di Pasuruan, dengan peserta yang berasal dari Kabupaten Pasuruan, Malang, Probolinggo, dan Lumajang.

Pada saaat membuka acara pelatihan ini, Kemenparekraf menekankan kembali pentingnya kolaborasi antar desa wisata dengan komunitas bisnis maupun pemerintah, dan juga kolaborasi antara kepala desa atau perangkat desa beserta warga dalam pengembangan desa wisata.

Baca Juga: Kemenparekraf Gelar Pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Desa Wisata Danau Toba

Kolaborasi menjadi salah kata kunci yang selalu ditekankan Menparekraf/Kabaparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, dalam mendorong kembali bangkitnya pariwisata pasca pandemi, terutama yang terkait peningkatan kapasitas pelaku pariwisata.

Pada kesempatan sebelumnya, saat membuka kegiatan pelatihan bagi pelaku pariwisata Sandiaga menjelaskan Kemenparekraf mengedepankan kolaborasi sebagai salah satu konsep utama dalam mengembangkan potensi desa wisata.

“Kemenparekraf berkomitmen untuk berperan dalam mendukung peningkatan dan penyiapan Sumber Daya Menusia (SDM) andal dan profesional di bidang parekraf, diantaranya melalui Pelatihan Sadar Wisata 5.0. Dengan mengedepankan konsep inovasi, adaptasi, dan kolaborasi pentahelix diharapkan akan mendukung dan menggali potensi desa wisata yang dapat dikembangkan dan diberdayakan,” tegas Sandi dalam keterangan persnya.

Pelatihan Sadar Wisata 5.0, diperuntukkan bagi para pelaku pariwisata, meliputi 3 paket materi. Yakni Paket A dan B yang telah terselenggara sebelumnya, serta Paket C tentang Kewisausahaan Desa Wisata.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham mengatakan, melalui pelatihan Paket C tersebut, peserta akan belajar menjadi wirausaha yang andal melalui empat materi pembelajaran.

Baca Juga: Kemenparekraf Dorong Peran Pelaku Sektor Pariwisata sebagai Lokomotif Perekonomian

“Manajemen SDM, digital marketing, digital keuangan, dan business planning adalah empat materi yang akan disampaikan,” paparnya pada saat membuka pelatihan beberapa waktu lalu.

Usai menuntaskan pelatihan, lanjut wanita yang akrab dipanggi Diah ini, peserta akan menyusun proposal program pengembangan pariwisata bagi desa masing-masing dan mendapatkan pendampingan dari para master trainer.

Pendampingan akan terselengara secara daring maupun luring, berlangsung Januari hingga September 2023, dilanjutkan dengan tahapan penilaian pada bulan Oktober, serta apresiasi pada November 2023 mendatang.

Saat membuka secara langsung pelatihan tentang kewirausahaan di Kabupaten Karo, Minggu (20/11), Direktur Pengembangan SDM Pariwisata, Florida Pardosi juga menekankan pentingnya kolaborasi, kerja sama, dan komunikasi, termasuk mempererat jejaring antar desa wisata demi kemajuan bersama.

“Kita perlu komunikasi, tukar pikiran, agar kita juga tahu apa kelebihan dan kekuatan desa masing-masing. Kita butuh networking, karena kita tidak bisa kerja sendiri dan maju sendirian,” tuturnya.

Untuk itu, Florida menggarisbawahi perlunya kolaborasi dalam setiap desa wisata, termasuk antara aparat desa dengan warga.

Baca Juga: Wujudkan Misi Ekspansi Global, Kopi Kenangan Resmi Buka Gerai Pertama di Malaysia

“Kepemimpinan kepala desa pengaruhnya sangat besar untuk keberlangsungan perkembangan desanya,” ucap Florida.

Selaras dengan pernyataan Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Tety Naibaho dalam waktu yang sama. Belajar dari kunjungannya ke sebuah desa di wilayah Sulawesi selatan, Tety mengatakan, “Sebuah desa wisata dapat berkembang bila kepala desa dan warganya sudah memiliki tourism mind dan bergandengan tangan membangun desanya,” tuturnya.

Ia pun menyampaikan pesan kepada peserta untuk mendorong keterlibatan kepala desa, perangkat desa, serta seluruh warga, karena membangun desa wisata harus bergandengan tangan seluruh pihak bukan hanya petugas Pokdarwis atau BUMDES saja.

Secara terpisah, pada pembukaan pelatihan serupa di Pasuruan untuk para pelaku pariwisata di desa-desa wisata kawasan Bromo-Tengger-Semeru, Kepala Dinas Pariwisata Pasuruan, Eka Wara Brehaspati menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan pelatihan yang berkelanjutan.

Ia mengajak peserta memanfaatkan secara optimal kesempatan mengikuti pelatihan yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Kampanye sadar Wisata 5.0.

“(Pelatihan ini) sangat penting untuk peningkatan kualitas SDM, termasuk adanya keterkaitan dengan digitalisasi yang sangat dibutuhkan untuk saat ini dan masa depan. Mari kita laksanakan dan ikuti dengan sebaik-baiknya,” ajaknya.

Dengan terlaksananya pelatihan Paket C di Kabupaten Karo dan Pasuruan ini nanti, maka tuntas pula rangkaian pelatihan pada para pelaku pariwisata di 6 lokus kegiatan yakni Labuan Bajo, Lombok, Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Bromo-Tengger-Semeru, dan Wakatobi.

Berikutnya dengan dipimpin local champion dari tiap desa, peserta diharuskan menyusun proposal pengembangan desa wisata masing-masing dan meneruskan seluruh tahap Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang akan berpuncak pada kegiatan apresiasi pada akhir 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru