Genjot investasi, Lebak bikin layanan satu atap

Senin, 01 Mei 2017 | 21:03 WIB   Reporter: Adi Wikanto
Genjot investasi, Lebak bikin layanan satu atap


LEBAK. Perbaikan layanan perizinan berinvestasi yang digenjot Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla juga diikuti pemerintah daerah. Terbaru, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan memberikan kemudahan perizinan guna menggenjot investor yang menanamkan modalnya di daerah ini karena bisa menyerap tenaga kerja baru bagi masyarakat.

"Kemudahan perizinan terhadap investor itu untuk mendukung percepatan pembangunan daerah," kata Iti Octavia di Lebak, Banten, Senin (1/5).

Pemda Lebak berkomitmen untuk menggenjot investor dengan menerbitkan Peraturan Daerah (perda) tentang Pelayanan Satu Atap melalui Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T). Pelayanan satu atap itu guna memudahkan proses perizinan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Lebak.

Kehadiran investor itu tentu dapat menyerap lapangan pekerjaan sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kabupaten Lebak cukup melimpah dan dipastikan dilirik oleh investor.

Kekayaan SDA itu antara lain bidang pertambangan, perikanan, wisata, pertanian, perkebunan, agroindustri dan peternakan. Selain itu juga wilayah Kabupaten Lebak sangat strategis sebagai daerah penyangga ibu kota negara, Jakarta.

Apabila investor mengembangkan usahanya di sini tentu sangat mudah akses transportasi melalui jalan angkutan darat dan laut. "Kami mendorong pelayanan kemudahan perizinan itu menjadikan prioritas untuk mendukung percepatan pembangunan daerah," ujarnya.

Sekretaris BPMP2T Kabupaten Lebak Jazuli Jaka mengatakan, realisasi nilai investasi tahun 2016 pada rekapan terakhir Maret 2017 menembus Rp 8,123 triliun berdasarkan hasil Laporan Kegiatan Pelaksanaan Penanaman Modal (LPPM) dari perusahaan bersangkutan. 

Investasi tersebut berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) izin prinsip Rp 6,529 triliun, Penanaman Modal Asing (PMA) izin prinsip US$ 862,38 juta dan Non-Fasilitas Rp 1,593 triliun. "Kami berharap melalui investasi itu dapat mendorong percepatan pembangunan daerah," ujarnya.

Ia menambahkan, pencapaian investasi tahun ke tahun meningkat. Apalagi saat ini sudah beroperasi Kereta Rel Listrik sehingga di kawasan Kota Kekerabatan Maja (KKM) banyak investor dan pengembang (developer) yang membangun perumahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru