Gerhana Bulan sebagian dan puncak hujan meteor Leonid, fenomena astronomi hari ini

Jumat, 19 November 2021 | 10:36 WIB   Penulis: Arif Budianto
Gerhana Bulan sebagian dan puncak hujan meteor Leonid, fenomena astronomi hari ini

ILUSTRASI. Gerhana Bulan sebagian dan puncak hujan meteor Leonid, fenomena astronomi hari ini


FENOMENA ASTRONOMI - Dari gerhana bulan sebagian dan puncak hujan meteor Leonid, inilah fenomena astronomi yang terjadi hari ini (19 November 2021). Gerhana bulan sebagian dapat dilihat di beberapa wilayah Indonesia, sementara puncak hujan meteor Leonid seluruh wilayah dari arah timur-timur laut hingga utara-timur laut.

Yuk cari tahu dii sini, fenomena astronomi gerhana Bulan sebagian dan puncak hujan meteor Leonid terjadi hari ini (19/11/2021). Menakjubkan, gerhana Bulan sebagian bulan November 2021 ini kabarnya merupakan yang paling lama dalam abad ini.

Sementara itu, fenomena astronomi yang lainnya adalah puncak hujan meteor atau bintang jatuh Leonid. Yuk simak info menarik seputar fenomena astronomi gerhana bulan sebagian November 2021 dan hujanmeteor Leonid.

Gerhana Bulan sebagian (19 November 2021)

Berbicara tentang gerhana bulan, fenomena ini terjadi apabila Bumi tidak seluruhnya menghalangi Bulan dari sinar Matahari. Sebagian permukaan Bulan berada di daerah penumbra, sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang sampai ke permukaan Bulan.

Menariknya, gerhana bulan sebagian yang terjadi pada 19 November 2021 ini akan menjadi yang terlama dalam abad ini. Menurut NASA, gerhana Bulan sebagian ini akan berlangsung selama sekitar 3 jam 28 menit.

Ini lebih lama dari gerhana Bulan yang terjadi pada bulan Mei lalu, berdurasi sekitar 3 jam 7 menit.

ILUSTRASI: GERHANA BULAN SEBAGIAN

Mengutip dari laman resmi Edukasi Sains Antariksa LAPAN, seluruh Indonesia tidak dapat menyaksikan fase Awal Sebagian karena Bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit.

Fase Awal sebagian dari gerhana Bulan sebagian ini terjadi pada pukul 14.18.21 WIB/ 15.18.21 WITA/ 16.18 WIT.

Sementara itu, puncak gerhana Bulan sebagian terjadi pada pukul 16.02.53 WIB/ 17.02.53 WITA/ 18.02.53 WIT. Kabar baiknya, beberapa wilayah di Indonesia dapat menyaksikan puncak gerhana Bulan sebagian ini.

Berikut beberapa wilayah yang dapat menyaksikan puncak gerhana Bulan sebagian di Indonesia:

  • Provinsi Papua Barat (kecuali Kab. Kep. Raja Ampat)
  • Provinsi Papua
  • Sebagian Provisni Maluku (Kota Tual, Kab. Maluku Tenggara/ Kep. Kei, Kab. Kep. Aru)

Fase puncak gerhana dapat diamati dari arah Timur-Timur Laut dekat gugus Pleaides konstelasi Taurus.

Sementara itu, Fase Akhir gerhana Bulan sebagian terjadi pada pukul 17.47.23 WIB/ 18.47.23 WITA/ 19.47.23 WIT. Berikut beberapa wilayah yang dapat menyaksikan fase akhir gerhana Bulan sebagian di Indonesia:

  • Pulau Papua
  • Kep. Maluku
  • Sulawesi
  • Kalimantan
  • Nusa Tenggara
  • Pulau Madura
  • Bali
  • Jawaw (kecuali Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kota Cimahi dan Kba. Bandung Barat)
  • Sebagian Provinsi Kep. Riau (Kep. Natuna dan Kep. Anambas)
  • Provinsi Bangka Belitung (kecuali Kab. Bangka Barat).

Fase Akhir gerhana Bulan sebagian dapat diamati dari arah Timur-Timur Laut dekat gugus Pleaides koknstelasi Taurus.

Masih ada fase terakhir, yakni Fase Akhir Penumbra yang terjadi pada pukul 19.05.28 WIB/ 20.05.28 WITA/ 21.05.28 WIT. Kabar baiknya, Fase Akhir Penumbra gerhana Bulan sebagian ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia. 

Fase ini dapat diamati dari arah Timur-Timur Laut di dekat gugus Pleaides konstelasi Taurus.

Cara mengabadikan momen gerhana Bulan sebagian

Gerhana bulan Sebagian ini dapat Anda abadikan momennya dengan menggunakan alat bantu optik, seperti kamera dan teleskop.

Bila Anda memiliki kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR), kamera ponsel mode pakar maupun kamera CCD yang terhubung dengan teleskop dan gadget, silahkan mengabadikan momen tersebut.

Andi Pangerang dari Pusrissa OR-PA BRIN dalam tulisannya di laman resmi Edukasi Sains Antariksa LAPAN menambahkan bahwa beberapa wilayah Indonesia mungkin tidak dapat menyaksikan gerhana bulan sebagian.

Namun demikian, wilayah-wilayah tersebut tetap dapat menyaksikan gerhana Bulan penumbra, yakni ketika Bulan masuk ke dalam penumbra Bumi.

Bukan hanya gerhana Bulan saja loh yang dapat Anda saksikan hari ini, berikut info menarik seputar hujan meteor Leonid.

Puncak hujan meteor Leonid (18-19 November 2021)

Hujan meteor sejatinya merupakan fenomena astronomi yang melibatkan sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Bagaimana hal itu terjadi?

Meteor tersebut terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa yang dinamakan meteorid. Meteorid tersebut memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan yang tinggi.

Dari situlah timbul cahaya yang bersinar pada langit malam yang juga dapat disaksikan.

Umumnya, meteor ini memiliki ukuran yang hanya sebutir pasir dan hampir semuanya hancir sebelum mencapai permukaan Bumi. Serpihan yang mencapai permukaan Bumi inilah yang disebut sebagia meteorit.

Berdasarkan rilis dari laman resmi Edukasi Sains Antariksa LAPAN (sekarang ikut melebur menjadi BRIN), Andi Pangerang menuliskan bahwa Leonid adalah hujan meteor yang titik radiantnya (titik asal muncul meteor)-nya berada di konstelasi Leo.

Hujan meteor ini telah aktif sejak 6 November hingga 30 November dan intensitas maksimumnya terjadi pada 19 November pukul 04.15 WIB/ 05.15 WITA/ 16.15 WIT. Inilah waktu yang tepat apabila Anda ingin menyaksikan hujan meteor Leonid.

Asal usul Leonid ini berasal dari sisa debu komet 55p/Temple-Tuttle yang mengorbit Matahari dengan periode 33,3 tahun. Fakta menarik tentang Leonid, hujan meteor ini merupakan salah satu yang dinantikan setiap tahun, selain Geminid, Lyrid, Perseid, dan juga Orionid.

Baca Juga: Inilah asteroid raksasa setinggi gedung Burj Khalifa, melewati Bumi bulan depan

Cara menyaksikan hujan Meteor Leonid

Hujan meteor Leonid pada tahun 1998

Hujan meteor Leonid dapat disaksikan sejak pukul 00.30 waktu setempat hingga akhir fajar bahari (25 menit sebelum terbit Matahari) dari arah timur-timur laut hingga utara-timur laut. Intensitas maksimum hujan meteor Leonid berkisar 11-14 meteor per jam untuk wilayah Indonesia dikarenakan ketinggian radian saat transit bervariasi, mulai 52-69 derajat.

Untuk menyaksikan hujan meter Leonid, pastikan Anda menuju ke tempat yang bebas dari penghalang, polusi cahaya dan awan. Kabar baiknya, Anda juga tak perlu menggunakan alat bantu apapun, kecuali jika ingin mengabadikan atau memotretnya.

Anda dapat menggunakan kamera all-sky dengan medan pandang 360 derajat yang diarahkan ke zenit (titik di angkasa yang berada persis di atas pengamat).

Selanjutnya: Matahari terbit lebih cepat di beberapa kota di Indonesia bulan November ini, kenapa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 4 Tampilkan Semua
Editor: Arif Budianto

Terbaru