KONTAN.CO.ID - MEDAN. Kepala SAR Nias, Putu Arga Sudjarwadi, mengatakan hingga Kamis (27/11/2025), banjir dan longsor masih melanda Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga. Tim SAR terus melakukan evakuasi meski komunikasi di sejumlah titik terputus.
“Sampai saat ini masih banjir. Tim kami masih terus lakukan evakuasi. Namun memang belum bisa update data karena jaringan komunikasi terputus sejak pagi tadi,” ujar Putu kepada Tribun Medan.
Berdasarkan data yang diperoleh, bencana alam ini telah menelan delapan korban jiwa dan membuat 21 orang hilang. Korban meninggal tercatat berada di beberapa lokasi, yakni Jalan Perjuangan dan Jalan Sutoyo LK I Pasar Baru masing-masing dua orang, Jalan Masjid Budi Sehati dua orang, serta Lapo Uci dua orang.
Baca Juga: Banjir dan Longsor Lumpuhkan Tapanuli Tengah, Brimob Perkuat Operasi Penyelamatan
Sementara korban hilang tersebar di tujuh titik, antara lain Jalan Perjuangan dua orang, Jalan Beo satu orang, Lapo Uci satu orang, Jalan Murai sepuluh orang, dan Jalan Kenanga (Aek Habil) lebih dari tujuh orang.
Salah satu korban hilang sempat membuat cemas keluarga, yaitu M. Azhar Hasibuan, Ketua Pengadilan Agama Sibolga, namun telah ditemukan di Posko SAR bersama keluarga.
Putu menambahkan, seluruh personel SAR dikerahkan untuk pencarian dan evakuasi warga. Titik terdampak banjir berada di sejumlah kecamatan, seperti Badiri, Pinangsori, Lumut, Sarudik, Tukka, Pandan, Tapian Nauli, dan Kolang. Tanah longsor juga terjadi di tujuh titik, antara lain Badiri, Sibabangun, Lumut, Sarudik, dan Tapian Nauli.
Ketinggian air di lokasi banjir saat ini mencapai setinggi lutut orang dewasa, terutama di Jalan Sibuluan Nauli (Tugu Ikan), Simpang Tukka-Sibuluan Baru, dan Pondok Batu. Infrastruktur juga terdampak, seperti Jembatan Fransiskus yang putus dan longsor di Matauli, meski alat berat telah mulai bekerja untuk perbaikan.
Baca Juga: Banjir Bandang Rendam Tapanuli Tengah, Jalan Amblas dan Puluhan Warga Diungsikan
Pengungsian dilakukan di GOR Pandan, dengan jumlah pengungsi sekitar 200 orang dan terus bertambah. Data jumlah kepala keluarga terdampak di Sibolga dan Tapteng antara lain: Pandan 150 KK, Sarudik 338 KK, Barus 65 KK, Kolang 1.261 KK, Tukka 10 KK, dan Lumut 78 KK.
Banjir dan longsor yang melanda Tapteng dan Sibolga menimbulkan kerusakan parah dan memerlukan penanganan darurat untuk penyelamatan warga serta pemulihan infrastruktur.
https://medan.tribunnews.com/sumut-terkini/1771043/tapteng-dan-sibolga-masih-banjirsar-belum-bisa-update-data-karena-jaringan-terputus.
Selanjutnya: Gempa Magnitudo 6,3 Sinabang Aceh, Terasa di Semelue hingga Medan
Menarik Dibaca: Tinggal 2 Hari! Promo JCO 4EVER Beli 1 Lusin Donut Gratis 1/2 Lusin Cuma Rp 100.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News