Hutama Karya kembali garap proyek MRT Jakarta rute Bundaran HI - Kota

Selasa, 27 April 2021 | 10:13 WIB   Reporter: Vendy Yhulia Susanto
Hutama Karya kembali garap proyek MRT Jakarta rute Bundaran HI - Kota

ILUSTRASI. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase II . KONTAN/Fransiskus Simbolon


PROYEK INFRASTRUKTUR - JAKARTA. Setelah sebelumnya berhasil menggarap proyek sistem transportasi rel angkutan cepat di Jakarta dalam Proyek MRT CP 106 rute Dukuh Atas – Bundaran HI, tahun ini PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) kembali dipercaya oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) (MRT Jakarta) untuk menggarap Fase 2A rute (Bundaran HI – Kota) sepanjang 6,3 kilometer.

Penandatanganan Kontrak Proyek MRT Fase 2A CP 203 tersebut dilakukan antara MRT Jakarta dan Kontraktor Sumitomo Mitsui Construction Company Jakarta (SMCC) dan Hutama Karya Join Operation (SMCC-HK JO) pada Selasa (20/4).

Direktur Operasi I Hutama Karya, Novias Nurendra mengatakan, pembangunan fase 2 merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional.

“Pembangunan fase 2 dibagi menjadi 3 paket, dimana Hutama Karya bersama SMCC akan bekerja sama dalam pembangunan dengan konstruksi underground (bawah tanah) yang nantinya akan terkoneksi langsung dengan halte busway Transjakarta. Total masa konstruksi akan berlangsung selama 72 bulan yang ditargetkan rampung pada September 2027 mendatang,” ujar Novias dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/4).

Baca Juga: Begini kata Hutama Karya terkait aturan pemindahan aset BUMN ke LPI

Lebih lanjut Ia menyampaikan, bahwa hal yang menarik dari proyek ini adalah design dan build dengan masa konstruksi kurang lebih 5 tahun. Sebab, bersinggungan langsung dengan cagar budaya, pusat bisnis, dan transportasi.

Pembangunan paket kontrak tersebut juga akan terintegrasi dengan penataan konsep kota tua yaitu mengedepankan penataan area pejalan kaki dan manajemen rekayasa lalu lintas. Sehingga HK selaku pihak kontraktor sendiri akan berkoordinasi penuh dengan dinas terkait dan masyarakat sekitar demi memperlancar pelaksanaan pekerjaan.

"Dalam proyek senilai 4,6 Triliun ini Hutama Karya dan SMCC telah melakukan pembagian tugas, dimana dalam pengerjaannya Hutama Karya akan menggunakan teknologi dalam pembuatan terowongan yaitu dengan metode TBM (Tunnel Boring Machine). Mesin TBM tersebut akan difabrikasi langsung dari Jepang, dan akan dikirim ke Indonesia dengan menggunakan kontainer melalui jalur laut, kemudian diinstalasi setelah tiba di lokasi," terang Novias.

Cutterhead TBM yang berada di bagian depan akan bergerak secara simultan dengan menggerus tanah secara perlahan, dengan dibantu mata bor yang bisa mengeluarkan air agar tanah menjadi lunak. Setelah melalui proses tersebut akan dipasang precast beton secara segmental untuk membentuk jalur terowongan. Dikarenakan lokasi Stasiun MRT yang berada di sekitar 2-3 level di bawah permukaan tanah maka dilakukan metode penggalian dari atas ke bawah (top down).

Proses pelaksanaan metode TBM dimulai dengan memasang dinding diafragma, kemudian dipasangkan pondasi beserta kingpost. Lalu dilanjutkan dengan pembuatan plat lantai dasar yang selanjutnya dilakukan konstruksi basement bagian bawah secara bersamaan dengan penggalian.

"Terakhir, kami juga memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan konstruksi nantinya tidak mengganggu aktivitas dan kenyamanan pengguna jalan mengingat bahwa kawasan tersebut merupakan salah satu jalan protokol utama di ibukota,” ujar Novias.

Sebagai informasi, penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim dan Satoshi Tanitomo mewakili konsorsium SMCC-HK JO dan turut disaksikan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, Chief Representative JICA Indonesia Ogawa Shinerogi, serta Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar.

Turut hadir mewakili Hutama Karya dalam penandatanganan kontrak yakni Direktur Operasi I Novias Nurendra dan Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum, Ari Asmoko.

Seperti diketahui, keberadaan Proyek Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Paket CP 203 akan mendukung pengembangan Kawasan Kota Tua dimana dapat melanjutkan rute ke arah utara dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Jakarta Kota dengan 7 titik stasiun antara lain Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Jakarta Kota.

SMCC dan Hutama Karya memastikan akan selalu melakukan pengawasan dan pencegahan penyebaran virus Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan proyek. Pembangunan ini diharapkan akan membangun konektivitas antarmoda di Jakarta sekaligus mengurai kemacetan di sekitar daerah tersebut serta meningkatkan wisatawan yang ingin mengarah ke Kota Tua Jakarta.

Selanjutnya: Hutama Karya siap lepas Hutama Karya Infrastruktur IPO tahun ini dengan target Rp2T

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Handoyo .

Terbaru