Inflasi di DKI sepanjang 2018 sebesar 3,27%

Rabu, 02 Januari 2019 | 21:21 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Inflasi di DKI sepanjang 2018 sebesar 3,27%


DKI JAKARTA - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta boleh tersenyum lega. Pasalnya, angka inflasi bulan Desember 2018 di Ibu Kota Negara ini cukup rendah yakni sebesar 0,60%. Sementara, angkla inflasi DKI sepanjang 2018 tercatat sebesar 3,27% year on year (yoy).

Angka ini sejalan dengan sasaran inflasi nasional tahun 2018 yang ditetapkan sebesar 3,5% ± 1%. Angka inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun 2017 yang sebesar 3,72% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan, ada beberapa faktor yang mendukung terkendalinya inflasi tahun 2018 di Jakarta. Antara lain ekspektasi inflasi masyarakat, tarif transportasi yang terjaga dan semakin solidnya program-program TPID Jakarta dalam menjaga kestabilan harga pangan di Ibukota.

“Optimalisasi peran BUMD pangan dalam pengendalian harga, tetap menjadi model bisnis utama TPID Jakarta di ibukota,”ujarnya dalam siaran pers, Rabu (2/1).

Trisno mengatakan, dari dinamika bulanan, inflasi Jakarta pada Desember 2018 mengalami peningkatan sesuai dengan pola musimannya. Inflasi Jakarta tercatat sebesar 0,60% (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya mencapai 0,30% (mtm).

 Kenaikan musiman ini terutama berasal dari kelompok bahan makanan seiring dengan meningkatnya permintaan akan beberapa bahan pangan utama dan adanya kenaikan tarif transportasi, khususnya transportasi udara.

Meskipun angka inflasi bulan Desember 2018 masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya (0,55% mtm), angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional (0,62% mtm).

Inflasi bahan makanan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Meningkatnya inflasi bahan makanan terutama disebabkan oleh naiknya beberapa harga pangan utama seperti telur ayam ras, daging ayam ras dan beras.

Musim hujan berpengaruh terhadap pasokan hortikultura yang masuk ke Ibukota, karena hasil produksi di daerah produsen lebih mudah rusak karena cuaca. Pasokan beras tipe medium yang cenderung berkurang memengaruhi kenaikan harga beras.

Namun langkah pemerintah dalam melakukan operasi pasar beras sejak November 2018 berkontribusi dalam menahan gejolak harga yang berlebih. Kondisi ini berbeda dengan tahun 2017, karena harga beras naik signifikan.

Berdasakan berbagai perkembangan dimaksud, inflasi bahan makanan DKI Jakarta tercatat sebesar 1,83% (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata tiga tahun sebelumnya (1,70% mtm).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru