Ini pemicu banjir Bandang Magelang

Senin, 01 Mei 2017 | 08:26 WIB Sumber: Kompas.com
Ini pemicu banjir Bandang Magelang


MAGELANG. Banjir bandang menerjang Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (29/4) sore. Data terakhir, jumlah korban tewas akibat bencana itu mencapai 10 orang, tiga luka berat dan dua orang masih hilang.

Selain itu, sedikitnya 50 rumah dan fasilitas umum hancur tergerus meterial banjir berupa batu, lumpur, dan batang pohon.

Catatan Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupetan Magelang, bencana banjir bandang dipicu oleh hujan yang sangat deras mengguyur kawasan perbukitan di kaki pegunungan Andong dan Telomoyo itu beberapa hari terakhir.

Hujan menyebabkan lereng bukit longsor beberapa hari sebelum banjir terjadi. Material longsor berupa batu dan tanah itu menutup selokan kecil di tengah permukiman Desa Sambungrejo hingga membentuk seperti bendungan.

"Bendungan dari meterial longsor itu kemudian terisi oleh air hujan secara terus menerus, volume air meningkat, dan puncaknya Sabtu sore kemarin bendungan itu tidak sanggup menahan air hingga akhirnya jebol, jadilah banjir bandang," ucap Edi Susanto Kepala Pelaksana BPBD Magelang, Minggu sore.

Banjir itu mampu menghancurkan apapun yang dilewatinya, bahkan bangunan rumah bisa rata dengan tanah. Sebab, material banjir yang terbawa berupa batu-batu besar, lumpur, sampai belasan kayu batang pohon.

"Aliran banjir terpecah sampai tiga aliran, kejauhannya mencapai 3-4 kilometer dari titik awal,menghancurkan apapun yang dilewatinya," imbuh Edi.

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengimbau masyarakat di wilayahnya untuk waspada dan mengenali lingkungannya sendiri, terlebih yang tinggal di pemukiman perbukitan rawan bencana alam. Sebab, hal-hal yang tidak disangka bisa saja menjadi sumber bencana besar seperti banjir bandang di Desa Sambungrejo ini.

"Ini kejadian pertama kali di Desa Sambungrejo, awalnya hanya dari selokan kecil yang lebarnya tak sampai 1 meter. Namun selokan tertutup material, lalu terisi air hujan terus sampai jebol. Hal-hal ini yang perlu diperhatikan semuanya," ujar Zaenal, di lokasi musibah.

Akibat kejadian ini, pihaknya telah menetapkan status darurat bencana Magelang mulai 29 April - 6 Mei 2017. Status ini berlaku untuk semua wilayah Kabupaten Magelang karena bencana terjadi di beberapa kecamatan lainnya, antara lain di Srumbung, Ngablak, Mungkid, Salaman dan Borobudur.

"Karena bencana ini menimbulkan korban jiwa lebih dari 5 orang maka kami tetapkan status darurat bencana sampai 7 hari kedepan," katanya.

Sementara itu, sebagian besar mereka masih mengungsi di rumah-rumah kerabat mereka namun ada juga yang masih bertahan di rumah masing-masing. Zaenal menyatakan siap menyediakan apapun yang masih dibutuhkan masyarakat terdampak bencana ini.

"Yang pasti kami sudah siapkan posko, di Balaidesa Sambungrejo jaraknya sekitar 40-50 meter dari lokasi bencana, di sana cukup luas, segala sesuatunya sudah kami siapkan," paparnya. (Kontributor Magelang, Ika Fitriana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru