BANDUNG. Pemerintah Jepang tertarik untuk meningkatkan investasinya di Jawa Barat pada tahun 2015, salah satunya investasi untuk pembangunan pelabuhan di kawasan ini.
"Dalam waktu dekat investasi yang akan dilakukan seperti pembangunan jalan, pembangkit listrik dan pelabuhan," kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki, usai melakukan kunjungan kehormatan dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, di Gedung Sate Bandung, Rabu (4/2).
Ketika ditanya apakah investasi untuk pelabuhan itu akan ditujukan untuk Pembangunan Cilamaya, Kabupaten Karawang, Yasuaki menuturkan hal tersebut masih akan dibahas lebih lanjut.
"Kalau Cilamaya belum ada informasi kongkrit, saat ini kita diskusi dan pertimbangkan proyek Cilamaya dengan Indonesia, perlu dibahas lebih lanjut," kata dia.
Menurut dia, rencana peningkatan investasi Jepang di Jawa Barat tersebut karena wilayahnya yang strategis.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Jawa Barat atas terjalinnya kerja sama dengan pengusaha Jepang, khususunya di kawasan industri seperti Karawang dan Bekasi.
"Kerja sama dengan Jabar sudah sangat baik, terima kasih karena pengusaha Jepang sudah bisa berusaha dengan aman dan nyaman," kata dia.
Ia mengatakan total nilai investasi Jepang di Jawa Barat pada tahun 2014 mencapai US$ 2,7 miliar.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyambut baik keinginan pemerintah Jepang yang akan meningkatkan investasinya di Jawa Barat, terutama di sektor pembangunan pelabuhan.
"Saya pikir silakan saja, karena keputusan Menteri Perhubungan saat rakor di Jakarta, menyatakan bahwa Pelabuhan Cilamaya itu diserahkan kepada swasta. Jadi pemerintah, baik pusat atau daerah tidak menganggarakan untuk Pelabuhan Cilamaya, tapi diserahkan kepada pihak swasta," kata dia.
Namun, ia berpesan bagi pihak yang ingin berinvestasi dalam pembangunan Pelabuhan Cimalaya, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan seperti tetap mendukung dan memperhatikan tata ruang jangan sampai berubah fungsinya.
"Walaupun di sana ada pabrik-pabrik. Sekaligus untuk menghitung kembali bagaimana kemungkinan kerugian yang terjadi andai kata ada pipa yang dipindahkan, yang dikelola oleh outsourch North West Java," kata dia. (Ajat Sudrajat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News