Menghitung indeks kualitas udara
Untuk menentukan daftar ini, IQAir menggunakan Indeks Kualitas Udara (AQI) dengan standar Amerika Serikat. Indeks tersebut mengukur kadar polutan penyebab polusi di udara serta risiko kesehatan yang ditimbulkan.
Ada enam polutan yang diukur dalam indeksi ini, antara lain:
- PM2.5: partikel berdiameter 2,5 mikron atau kurang di udara, termasuk debu, asap, dan kotoran. Partikel ini berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan, peredaran darah, dan otak
- PM10: partikel berukuran antara 2,5 dan 10 mikrogram di udara yang dapat mengakibatkan penyakit bahkan kematian Karbon monoksida: gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak beras, tapi beracun jika terhirup.
- Sulfur dioksida: gas tidak berwarna yang berbau kuat, menyesakkan, dan menyengat berbau belerang Nitrogen dioksida: gas berwarna merah-oanye tua yang menyebabkan pembentukan kabut asap
- Ozon permukaan tanah: lapisan gas yang menimbulkan kabut asap Angka AQI ditetapkan berdasarkan polutan udara tertinggi pada saat kualitas udara diukur oleh stasiun pemantauan kualitas udara.
Di antara keenam polutan, PM2.5 biasanya menjadi penentu tingkat AQI karena dianggap sebagai polutan udara paling berbahaya yang berdampak pada kesehatan manusia.
Peningkatan polutan udara yang teridentifikasi kemudian dikatikan dengan peningkatan risiko kesehatan warga di daerah tersebut. AQI terdiri dari enam kategori yang berkisar dari indeks udara 0 sampai lebih dari 301.
Baca Juga: NUVO Family Ajak Anak-Anak dan Orang Tua Bermain di Luar Tanpa Rasa Takut
Berikut level AQI dan risiko kesehatannya:
- Baik: AQI 0-50, kualitas udara baik dan tidak/kurang berisiko mengakibatkan gangguan kesehatan
- Sedang: AQI 51-100, orang dengan kualitas pernapasan buruk sebaiknya mengurangi kegiatan di luar ruangan
- Tidak sehat untuk kelompok sensitif: AQI 101-150, orang yang sensitif berisiko mengalami iritasi mata, kulit, dan tenggorokan serta masalah pernapasan
- Tidak sehat: AQI 151-200, ada peningkatan gangguan jantung, paru-paru, dan masalah kesehatan lain sehingga diimbau tidak keluar ruangan
- Sangat tidak sehat: AQI 201-300, kualitas udara sangat tidak sehat sehingga masyarakat sebaiknya tetap di dalam ruangan atau memakai masker saat keluar
- Berbahaya: AQI 301-500 atau lebih tinggi, setiap orang berisiko tinggi mengalami iritasi parah dan efek kesehatan yang memicu penyakit kardiovaskular dan pernapasan
Risiko polusi bagi kesehatan
Dilansir dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara terjadi akibat kontaminasi debu, asap, gas, kabut, dan bau di atmosfer.
Polutan tersebut dapat menyebabkan peradangan, stres akibat radikal bebas, penurunan kekebalan tubuh, bahkan perubahan DNA dalam sel di seluruh tubuh. Kondisi ini juga berdampak pada paru-paru, jantung, dan otak.
Orang yang sering terkena polusi berpotensi terkena stroke, penyakit jantung iskemik, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, radang paru-paru, dan katarak.
Selain itu, polusi dapat menyebabkan masalah pada wanita hamil, seperti diabetes, kanker, gangguan kognitif, penyakit saraf, bahkan kelahiran tidak normal. Tidak hanya wanita hamil, lansia dan anak-anak berisiko tinggi terkena masalah kesehatan akibat paparan polusi.
Kota dengan polusi terendah
Sementara itu, ada sejumlah kota di Indonesia yang memiliki kualitas udara terbaik per 8 Agustus 2023. Kota-kota ini memiliki tingkat polutan yang memenuhi batas keamanan WHO.
Berikut kota dengan tingkat polusi terendah pada Selasa (8/8/2023).
1. Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah: 9 (level Bagus)
2. Indrapuri, Aceh: 20 (level Bagus)
3. Kasiguncu, Sulawesi Tengah: 32 (level Bagus)
4. Buleleng, Bali: 37 (level Bagus)
5. Sorong, Papua Barat: 37 (level Bagus)
6. Bakau, Kalimantan Selatan: 43 (level Bagus)
7. Semarapura, Bali: 44 (level Bagus)
8. Sukasada, Bali: 45 (level Bagus)
9. Denpasar, Bali: 50 (level Bagus)
10. Makassar, Sulawesi Selatan: 50 (level Bagus)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Kota dengan Tingkat Polusi Tertinggi di Indonesia Versi IQAir"
Penulis : Erwina Rachmi Puspapertiwi
Editor : Rizal Setyo Nugroho
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News