JAKARTA. Setelah Rumah Lembang ditutup karena libur Natal dan Tahun Baru, calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, terlihat lebih aktif turun ke masyarakat.
Ahok yang biasanya menerima aduan warga di Rumah Lembang, beberapa pekan belakangan ini kerap blusukan menemui warga, di antaranya ke kawasan Kalisari, Cililitan, Cilandak, Ragunan, hingga Semper Barat.
Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, mengakui bahwa pada tahun 2017, Ahok akan lebih banyak turun ke warga ketimbang menerima aduan dan foto-foto di markas pemenangan.
"Memang intensitas Pak Ahok di rumah Lembang untuk 1,5 bulan ke depan ini akan agak dikurangi," kata Ace, kepada wartawan, di Rumah Lembang, Rabu (4/1).
Dalam sepekan, Ahok hanya akan menerima laporan warga sebanyak satu kali di Rumah Lembang.
Rencananya, jadwal Ahok menerima warga di Rumah Lembang adalah hari Rabu, sedangkan pada hari Selasa, Ahok harus mengikuti persidangan kasus dugaan penodaan agama.
Di luar hari itu, Ahok akan blusukan menemui warga. Meski demikian, Rumah Lembang yang terletak di Jalan Lembang Nomor 25 dan 27, Menteng, Jakarta Pusat, itu tetap akan dibuka.
"Ya untuk hari Kamis dan Jumat, kami isi (Rumah Lembang) dengan diskusi publik. Karena orang-orang yang datang ke sini kan tujuannya macam-macam ada yang mengadukan soal masalah Jakarta kemudian ada orang yang sekedar ingin bertemu kepada Pak Ahok," kata Ace.
Ace yang juga politisi Partai Golkar itu menyampaikan, Ahok juga akan lebih banyak turun mendatangi kawasan yang warganya tidak puas dengan kinerjanya.
Lokasi tersebut akan dipilih berdasarkan aduan warga yang masuk ke Rumah Lembang.
Kata Ace, banyak warga yang datang ke Rumah Lembang ingin lingkungan tempat tinggalnya didatangi Ahok.
"Setelah itu kami identifikasi, 'Oh ternyata ini harus kami datangi'. Yang kedua, tentunya sumber (lokasi blusukan) bisa datang dari partai pendukung dan relawan," kata Ace.
Kawasan yang menjadi prioritas blusukan adalah daerah yang warganya tak puas dengan kinerja pemerintahan Ahok-Djarot.
Daerah tersebut, kata dia, harus didatangi untuk mengetahui akar permasalahannya, sehingga Ahok-Djarot dapat mengidentifikasi solusi untuk permasalahan di daerah tersebut.
"Kedua, tentunya daerah tersebut buat kami bukan sebagai basis dari pemenangan Ahok atau Pak Djarot begitu ya," kata Ace.
Dikritik
Dibukanya Rumah Lembang untuk para pendukung berawal saat adanya masukan yang ingin agar Ahok tetap menerima pengaduan warga seperti yang dilakukannya di Balai Kota.
Saat masih aktif sebagai gubernur, Ahok diketahui aktif menerima pengaduan warga setiap pagi.
Dalam perkembangannya, Rumah Lembang tidak hanya menerima warga yang ingin menyampaikan pengaduan, tetapi juga pihak-pihak yang ingin menyatakan dukungannya untuk Ahok-Djarot.
Ahok lebih banyak menghabiskan waktu kampanyenya pada dua bulan awal dengan menerima warga di Rumah Lembang.
Sikap Ahok ini dikritik oleh Ferdinand Hutahaen, anggota tim kampanye pasangan cagub dan cawagub nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Ia menyampaikannya saat menanggapi berbagai sindiran yang diarahkan ke Agus terkait ketidakhadirannya dalam dua kali debat yang diselenggarakan dua stasiun televisi.
Menurut Ferdinand, ketimbang berdebat, Agus lebih memilih menemui warga untuk mendengarkan berbagai aspirasi.
"Sekarang lebih penting mana? Tampil narsis di TV atau datang ke tengah rakyat dan mendengar keluh kesah mereka yang selama ini terluka hatinya? Lebih baik dan lebih berguna datang ke rakyat, mendengar dan membalut luka hati masyarakat Jakarta yang selama ini terluka akibat arogansi penguasa yang tidak pernah jadi pemimpin," kata Ferdinand, melalui keterangan tertulisnya.
"Akhir kata, kenapa ya Ahok lebih banyak di Rumah Lembang kampanye dan jarang turun kampanye ke rakyat?" ujar Ferdinand. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News