Jembatan gantung Banjarsari II dan Kedungbendo di Pacitan rampung, mobilitas lancar

Senin, 14 Januari 2019 | 12:08 WIB   Reporter: Kiki Safitri
Jembatan gantung Banjarsari II dan Kedungbendo di Pacitan rampung, mobilitas lancar


INFRASTRUKTUR DAERAH - JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan jembatan gantung yang menghubungkan antar desa sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Jembatan gantung yang dinyatakan sudah rampung berada Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur yang mana dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Jawa Timur-Bali. Jembatan gantung tersebut yakni Banjarsari II dan Kendungbendo.

"Kedua jembatan tersebut menggantikan jembatan antar-desa yang hanyut diterjang banjir besar yang terjadi pada 28 Desember 2017 lalu," kata Basuki dalam siaran pers, Senin (14/1).

Jembatan Gantung Banjarsari II dan Kendungbendo dibangun dengan panjang masing-masing 120 meter dan lebar 1,8 meter. Pembangunan kedua jembatan dilakukan dalam satu paket kontrak dengan total biaya sebesar Rp 6,08 miliar yang bersumber pada APBN tahun 2018

Masa konstruksi dimulai sejak Agustus 2018 dan rampung pada akhir tahun 2018 dengan kontraktor PT. Cahaya Agung Perdana Karya. Konstruksi yang digunakan tipe rigid dan hanya dapat dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda dua.

Jembatan Gantung Banjarsari II menghubungkan Desa Banjarsari dengan Desa Semanten, Pacitan. Sementara Jembatan Kendungbendo menghubungkan 3 dusun di Desa Kedungbendo dengan Kota Kecamatan Arjosari. 

"Keberadaan jembatan gantung sangat membantu masyarakat karena geografis wilayah Indonesia yang memiliki banyak gunung, lembah dan sungai," jelasnya.

Secara fisik, kondisi ini terkadang memisahkan lokasi tempat tinggal penduduk dengan berbagai fasilitas pelayanan publik seperti sekolah, pasar, dan kantor pemerintahan.

Jembatan gantung dirancang secara matang, mulai dari pemilihan material hingga penerapan teknologi yang berkualitas. Penggunaan material jembatan gantung seperti baja, kabel, dan baut juga menggunakan produk lokal dalam negeri yang dibuat di Indonesia.

Kehadiran dua jembatan gantung tersebut sudah sangat dinanti masyarakat untuk kembali meningkatkan konektivitas antar-desa di wilayah tersebut.

"Selain menjadi akses penghubung antar-desa, jembatan gantung juga diharapkan menggerakkan ekonomi pedesaan dan menjadi objek wisata desa," tegas Basuki.

Dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 164 jembatan gantung dan tahun 2019 direncanakan sebanyak 166 jembatan baru lagi yang tersebar di seluruh pelosok di tanah air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru