PERTANIAN - SUBANG. Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan produktivitas sektor pertanian untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat menunjukkan hasil positif.
Salah satunya ditunjukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengapresiasi pengembangan benih unggul yang dihasilkan jajaran Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementan atas dihasilkannya varietas unggul yang bisa menghasilkan produksi padi 9-12 ton per ha.
Dalam kunjungan kerja di kabupaten Subang, Jawa Barat, Jokowi mengungkapkan pengembangan tersebut adalah lompatan besar dalam mendukung terwujudnya swasembada pangan yang dilakukan oleh Kementan.
"Saya yakin karena kita sudah tiga tahun ini tidak impor beras kita bisa swasembada beras dan akan segera kita capai. Katakanlah rata-rata 7 sampai 8 ton saja itu sudah sebuah lompatan yang sangat baik bagi stok ketersediaan pangan utamanya beras kita," ujar Jokowi seperti dikutip dari siaran pers Kementan, Rabu (13/07).
Baca Juga: Pembagian Pupuk Subsidi Dibatasi, Petani Minta Sosialisasi Tentang Pupuk Organik
Tidak hanya mengapresiasi kinerja Kementan dalam penyediaan pangan dan upaya swasembada, Jokowi juga berkesempatan berbincang singkat dengan Petani Muda binaan Kementan Rayndra Syahdan Mahmudin.
Kesempatan singkat tersebut di manfaatkan Rayndra untuk menceritakan konsep bertani modern yang ia jalankan mulai hulu hingga hilir.
Rayndra menceritakan terkait pertanian yang ia kembangkan mulai dari peternakan dan penggemukan kambing dan domba.
“Limbah dari peternakan kami oleh menjadi pembuatan pupuk, selain kami mengolah sendiri pakan ternak kami. Di sektor tanaman pangan kami membudidayakan padi varietas inpari zinc”, papar Duta Petani Milenial (DPM) Kementan yang baru-baru ini juga dikukuhkan sebagai Young Ambassador Program YESS.
Untuk meningkatkan kapasitas usahanya alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang ini dipercaya oleh perbankan untuk mengakses kredit usaha rakyat (KUR) senilai 1,3 Milliar.
Usai berdialog dengan perwakilan petani, Presiden mengintruksikan kepada para Menteri khususnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meningkatkan potensi generasi milenial agar mengembangkan sektor pertanian dengan berwirausaha. Jokowi pun mengapresiasi perwakilan petani yang hadir dengan memberikan hadiah.
Baca Juga: Upaya Kementan Tingkatkan Resonansi Petani Milenial di Yogyakarta Didukung GKR Hemas
Syahrul mengungkapkan, generasi milenial merupakan bonus demografi di lndonesia yang tumbuh bersamaan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi.
Bonus demografi dicirikan dengan dominannya jumlah penduduk usia produktif dibandingkan penduduk usia nonproduktif. Dengan latar situasi teknologi seperti itu, generasi milenial memiliki ciri kreatif, inovatif, memiliki passion, dan produktif. Generasi milenial pun melibatkan teknologi dalam segala aspek kehidupan.
“Ini yang mendorong generasi milenial menjadi sangat dinamis dan ingin serba cepat dalam merealisasikan sesuatu. Di sisi lain, generasi ini juga terbuka terhadap pemikiran baru, kritis, dan berani. Oleh karena itu, generasi milenial dapat menciptakan peluang baru bisnis pertanian seiring dengan kebutuhan di masyarakat dan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir. Dan Rayndra telah membuktikan bahwa sektor pertanian ini sangat menjanjikan tak terkecuali bagi generasi millennial”, tegas Syahrul.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan untuk menggaet bonus demografi generasi milenial ini Kementan mengupayakan berbagai program.
Baca Juga: Di tengah wabah PMK, Ini Cara Masak Daging Kurban yang Aman
"Kami terus meningkatkan jumlah petani serta wirausaha pertanian millenial melalui berbagai program. Ada Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), Duta Petani Milenal/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Pelatihan Kewirausahaan bagi Petani, Pendidikan Vokasi, Kostratani dan Program YESS dan yang terbaru ini Young Ambassador,” terang Dedi.
Dedi meyakini kiprah petani milenial diyakini dapat menjadi pengungkit regenerasi petani yang adaptif teknologi serta mewujudkan target 2.5 juta pengusaha pertanian mendukung ketahanan pangan nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News