Kasus Covid-19 di Jakarta melandai, Gubernur Anies ingatkan pendemi belum berakhir

Minggu, 15 Agustus 2021 | 08:35 WIB Sumber: Kompas.com
 Kasus Covid-19 di Jakarta melandai, Gubernur Anies ingatkan pendemi belum berakhir

ILUSTRASI. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan


COVID-19 - JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, sejumlah data indikator penanganan Covid-19 di Ibu Kota yang mulai membaik. 

Indikator pertama adalah jumlah kasus aktif turun hingga di bawah 10.000. Angka ini membuat beban sejumlah fasilitas kesehatan berkurang. 

"Alhamdulillah kasus aktif di Jakarta per tanggal 14 Agustus ini telah turun di bawah angka 10.000 kasus. Kasus aktif ini adalah jumlah orang yang positif, yang masih dirawat di rumah sakit atau masih melakukan isoman (isolasi mandiri)," kata Anies, Sabtu (14/8). 

Anies menambahkan, angka kasus aktif di bawah 10.000 terakhir kali dilaporkan terjadi pada 22 Mei 2021. 

Setelah itu, kasus aktif terus meningkat hingga puncaknya pada 16 Juli 2021. Pada 16 Juli 2021, kasus aktif di Jakarta mencapai 113.137 kasus yang juga tercatat sebagai puncak pandemi di DKI Jakarta. 

"Kami ingat pada saat puncak itu tercapai, seluruh kamar rumah sakit di Jakarta penuh, bukan hanya ICU, bukan hanya kamar rawat inap, tapi antrean masuk IGD pun panjang, meluber ke selasar-selasar, bahkan kita harus membangun tenda-tenda darurat," ujar dia. 

Baca Juga: Update vaksinasi Covid-19, 14 Agustus: Vaksinasi pertama total sudah 53.618.870

Beban rumah sakit dan nakes berkurang 

Dengan berkurangnya angka kasus aktif Covid-19, otomatis beban rumah sakit dan tenaga kesehatan berkurang. 

Anies bilang, beban tersebut terlihat berkurang dari data keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) perawatan untuk pasien Covid-19 yang kini di angka 33%. Sementara itu, BOR intensive care unit (ICU) di Jakarta berada di angka 59%. 

Menurut Anies, tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 saat ini bisa dikatakan dalam batas aman. "Ini jauh lebih rendah dari rekomendasi ambang batas maksimal oleh WHO yaitu 60%," ucap dia. 

Anies memberikan perbandingan, saat puncak pandemi, keterisian tempat tidur berada di angka 94%-95% dan jumlahnya terus ditambah. 

"Jumlah rumah sakit (dari 106) ditambah menjadi 140 rumah sakit, dari 6.000 tempat tidur lompat menjadi 11.000 tempat tidur," kata dia. 

Editor: Anna Suci Perwitasari
Terbaru