Kasus Covid-19 di Jatim tembus 1.000 orang, kluster baru muncul

Sabtu, 02 Mei 2020 | 14:34 WIB   Reporter: Barly Haliem
Kasus Covid-19 di Jatim tembus 1.000 orang, kluster baru muncul

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa


DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARTA.  Wabah virus corona semakin meluas, hari ini sudah melewati angka 1.000 kasus di Jawa Timur. Tepatnya ada 1.031 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Situasi ini semakin mengkhawatirkan jika tidak diikuti kewaspadaan, kedisiplinan dan kepatuhan secara komprehensif. Apalagi beberapa kluster baru penularan Covid-19 mulai bermunculan. 

Terakhir adalah kluster baru di perusahaan rokok HM Sampoerna Tbk di Surabaya yang berujung pada penghentian kegiatan produksi. Dua orang karyawannya positif terjangkit Covid-19 dan meninggal dunia.

Baca Juga: Begini kronologi penyebaran Covid-19 di pabrik Sampoerna Surabaya

Selain jumlah pasien positif Covid-19 di Jatim sudah mencapai 1.031 kasus, per Jumat (1/5) jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 3.131 orang. Adapun jumlah orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah sebanyak 19.585 orang. 

Baca Juga: Kapal perang dikerahkan untuk kirim bantuan sembako ke pulau-pulau Sumenep

Dari angka tersebut, jumlah pasien sembuh mencapai 165 orang atau sebanyak 16%. Sementara korban meninggal mencapai 107 orang atau sebanyak 10,38%.

Baca Juga: Sudah ada 3.829 orang menjalani karantina di Jawa Timur

"Dari 38 kabupaten/kota, 37 di antaranya telah berstatus zona merah, termasuk Ngawi yang baru hari Kamis (30/4) menjadi zona merah. Hanya tersisa satu kabupaten yang berstatus zona hijau yakni Sampang," ungkap Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim dalam keterangan tertulis yang diterima www.kontan.co.id Sabtu (2/5).

Khofifah menambahkan, Kota Surabaya menjadi episentrum penularan Covid-19 di Jatim. Kota ini mencatatkan jumlah pasien positif terbanyak, yaitu 496 dari 1.031 kasus positif atau setara dengan 48,1% dari total kasus di Jatim.

Menurut Khofifah, terus meningkatnya kasus Covid-19 di Jatim akibat transmisi lokal atau antar warga, meskipun tanpa ada riwayat perjalanan ke luar daerah. Dia mengingatkan bahwa pengumuman hasil kasus positif hari ini adalah merupakan hasil dari pemeriksaan sampel 3-5 hari yang lalu. Artinya kasus positif hari ini lebih tepat untuk menggambarkan 3-5 hari yang lalu. 

Oleh karena itu, penambahan kasus ODP dan PDP dapat dipertimbangkan sebagai indikator pelaksanaan dalam PSBB. Sebab datanya bersifat real-time tanpa harus menunggu hasil laboratorium. 

Pada Jumat lalu, penambahan kasus PDP di Surabaya 43 orang, dua hari sebelumnya PDP bertambah 66 orang. Sedangkan penambahan kasus ODP di Surabaya pada Kamis (30/4) sebanyak 53 orang, dan bertambah 102 orang pada Jumat (1/5). 

Tren yang menujukkan laju menggembirakan dapat dilihat pada Sidoarjo dan Gresik. Kamis (30/4) tidak ada penambahan sama sekali kasus PDP dari Sidoarjo dan Gresik. Padahal sehari sebelumnya PDP bertambah sebanyak 21 orang di Sidoarjo dan 4 orang di Gresik.

Selain itu, per Jumat (1/5) ODP di Sidoarjo bertambah 10 orang padahal sehari yang lalu bertambah 12 orang. Periode yang sama, ODP di Gresik bertambah 7 orang, dan sehari sebelumnya bertambah 2. 

Khofifah berharap masyarakat tidak lengah dan selalu patuh serta disiplin selama 14 hari pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Khofifah meminta masyarakat untuk berkegiatan di rumah, dan mengurangi bahkan meniadakan kegiatan di luar rumah dalam upaya memangkas mata rantai penularan Covid-19.

"Manfaatkan PSBB ini untuk kebersamaan dengan keluarga. Jangan sampai karena alasan bosan di rumah akhirnya malah membawa virus ke rumah dan menularkannya kepada keluarga, saudara, tetangga, dan sebagainya," terangnya.

Mantan Menteri Sosial ini berkeyakinan bahwa Jatim mampu melewati wabah corona. "Kuncinya satu, disiplin. Jangan sampai PSBB ini diperpanjang," tandas Khofifah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon

Terbaru