Lebih lanjut, Menhub mengatakan jika kereta cepat Jakarta-Bandung ini sukses ke depannya bukan tidak mungkin akan dilanjutkan hingga Surabaya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra memastikan pihaknya telah mengantisipasi adanya sejumlah kondisi tanah yang rawan atau labil di beberapa titik di Jawa Barat. Selain faktor tanah, menurut Dirut KCIC, faktor cuaca ekstrem yang sedang terjadi akhir-akhir ini juga telah diantisipasi oleh PT KCIC sehingga diharapkan tidak akan mempengaruhi proses pengerjaan proyek.
“Jadi yang rawan sudah kita mitigasi. Kita sudah antisipasi hal tersebut,” jelas Chandra.
Baca Juga: Waduh, stok material proyek KA cepat Jakarta-Bandung menipis gara-gara virus corona
Sebagai informasi, saat ini PT KCIC tengah mengerjakan sebanyak 13 Tunnel atau terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Nantinya Kereta Cepat Jakarta Bandung akan memiliki panjang mencapai 142,3 km dengan empat stasiun pemberhentian, yakni Stasiun Halim, Karawang, Walini, hingga Tegalluar, Bandung.
Dari jalur tersebut sebanyak 80 km dibangun layang atau elevated. Sedangkan, sisa jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung digarap di atas tanah yang di antaranya melalui tunnel atau terowongan yang menembus bukit.
Dengan keberadaan Kereta ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung akan lebih cepat yaitu sekitar 46 menit dengan kecepatan sekitar 350 km/jam. Selain Dirut KCIC Chandra Dwiputra, turut mendampingi Menhub dalam kunjungan kerja proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Staf Khusus Menhub Bidang Komunikasi Publik Adita Irawati dan sejumlah pejabat setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News