LUMAJANG. Kebakaran hutan di Gunung Semeru (3.676 mdpl) mulai mendekati permukiman warga di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Jarak lokasi kebakaran hutan Semeru dengan permukiman warga di Desa Sumber Urip, Kecamatan Pronojiwo sekitar 1 kilometer," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Ribowo, Senin, di Lumajang (26/10).
Menurut dia, petugas gabungan sudah melakukan upaya penyekatan parit di lokasi kebakaran hutan yang ditumbuhi pinus dan ilalang, agar titik api tidak semakin merembet ke permukiman warga di Pronojiwo.
"Sejauh ini permukiman penduduk di Pronojiwo aman dari titik api karena sudah dilakukan penyekatan parit, namun petugas akan terus memantaunya. Pemadaman kebakaran di hutan sebelah timur Gunung Semeru dilakukan para relawan menggunakan alat seadanya," tuturnya.
Ia menjelaskan banyak kendala yang dihadapi tim gabungan dalam memadamkan kebakaran hutan di lereng Gunung Semeru yakni medannya sulit, angin yang cukup kencang, dan sepanjang jalur pendakian Semeru yang terbakar tidak ada mata air.
"Upaya pemadaman kebakaran di gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu melibatkan sejumlah pihak yang dikomando oleh pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sebagai pengelola kawasan, kemudian BPBD, TNI, Polri, masyarakat peduli api, dan sukarelawan, serta pecinta alam," paparnya.
Ribowo mengatakan luas hutan yang terbakar di lereng Gunung Semeru mencapai lebih dari 60 hektare, bahkan hutan produksi milik Perhutani juga ikut terbakar yang luasnya mencapai 10 hektare.
"Tim gabungan terus bergerak untuk memadamkan kebakaran hutan Semeru, agar titik api tidak semakin meluas," katanya.
Berdasarkan data BPBD Lumajang mencatat kebakaran di kawasan Gunung Semeru terjadi beberapa kali di antaraya hutan pinus milik Perhutani, kemudian di Desa Argosari-Kecamatan Senduro, dan Blok Watu Rejeng di kawasan TNBTS.
Sementara Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari mengatakan luas lahan kebakaran hutan di Gunung Semeru semakin meluas dari 25 hektare menjadi 50 hektare.
"Sedikitya tujuh titik api yang masih menyala tersebar di Blok Watu Rejeng, Landengan Dowo, Ranu Regula, dan sekitar Pos 1 di dekat Bantengan," ungkapnya.
Kebakaran di lereng gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl terjadi sejak Selasa (20/10) hingga Senin belum berhasil dipadamkan karena kondisi medan yang sulit, angin kencang, dan banyak tanaman kering yang mudah terbakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News