PERTANIAN - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengimplementasikan strategi Climate Smart Agriculture (CSA) untuk menghadapi dampak perubahan iklim global. CSA bertujuan meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian serta memastikan keberlanjutan sektor ini.
Penerapan CSA memanfaatkan peran penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai ujung tombak sosialisasi dan pendampingan. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 180% menjadi 200%, atau dua kali panen setahun.
Sebanyak 117 BPP di 24 kabupaten pada 10 provinsi mendukung pelaksanaan CSA melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).
Baca Juga: Pertanian Cerdas Iklim (CSA) Berkontribusi 35% Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca
Salah satunya adalah BPP Banyuurip di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang dinilai mampu menyebarluaskan informasi dan teknologi pertanian dengan cepat dan efisien, serta memfasilitasi akses petani ke sumber permodalan, pasar, dan teknologi.
Dipimpin oleh Sri Lasturi, BPP Banyuurip membimbing dan mengawal petani untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida demi pertanian berkelanjutan. BPP Banyuurip mendampingi 130 kelompok tani di 27 desa di Kecamatan Banyuurip dalam menerapkan CSA, menjadikannya layak menerima SIMURP Award 2023.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa CSA berdampak positif dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan pendapatan petani. "SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani, termasuk cara mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan kesejahteraan petani," ujarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan, Dedi Nursyamsi, menyatakan bahwa CSA tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menurunkan emisi gas rumah kaca. Dedi berharap kehadiran SIMURP dapat membantu petani meningkatkan produksi dengan penggunaan air yang efisien.
Baca Juga: Kementan Sebut Inovasi CSA Ubah Penyuluhan Pertanian Jadi Lebih Menarik
Direktur National Project Implementation Unit (NPIU) SIMURP, Bustanul Arifin Caya, menegaskan bahwa SIMURP fokus pada antisipasi dampak perubahan iklim di sektor pertanian.
Program ini bertujuan meningkatkan produksi, mengurangi risiko gagal panen, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan pendapatan petani, terutama di daerah irigasi SIMURP.
Project Manager SIMURP, Sri Mulyani, menjelaskan bahwa CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan rehabilitasi mendesak yang melibatkan Bappenas, Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR, dan Kemendagri.
Baca Juga: Kementan Terapkan Demplot CSA Terhadap 9.381 Ha Lahan Percontohan di 10 Provinsi
Program ini juga bertujuan meningkatkan intensitas pertanaman padi dan tanaman bernilai tinggi serta pendapatan petani, sambil mengurangi emisi gas rumah kaca. Pelibatan wanita dalam program ini juga diupayakan untuk meningkatkan kapasitas Kelompok Wanita Tani (KWT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News