PERTANIAN - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) bersama anggota Komisi IV DPR Sunarna menyelenggarakan Bimbingan Teknis Petani dan Penyuluh di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Penyelenggaraan kegiatan Bimtek gencar dilaksanakan pada kuartal awal 2021 sebagai salah satu langkah untuk mewujudkan misi penguatan Ketahanan Pangan Nasional ditengah pandemi.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan ada beberapa solusi dalam menghadapi pandemi Covid-19 antara lain yaitu dari sisi kesehatan melalui vaksin dan dari sisi pertanian melalui penyediaan pangan.
"Pada masa pandemi, ternyata bekerja di sektor pertanian menjadi pilihan utama masyarakat. Hal tersebut harus kita dukung dan sambut baik dengan menyiapkan program-program yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan kapasitas masyarakat dalam bidang pertanian," ujar Syahrul.
Baca Juga: Mentan: Impor beras baru wacana
Kegiatan Bimtek yang diselenggarakan pada hari Jumat (19/3) di ASTON Imperium Purwokerto tersebut mengusung tema “Pengemasan dan Pemasaran Gula Semut” sebagai materi utama.
Perlu diketahui bahwa Pemerintah telah meluncurkan program diversifikasi gula nasional, dengan mencari alternatif sumber gula alami non tebu, salah satunya yaitu gula palmae yang lebih dikenal sebagai gula semut atau Brown Sugar.
“Tujuan utama pembangunan pertanian yaitu memastikan ketersediaan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor. Gula semut merupakan komoditas strategis yang mendukung ketiga tujuan tersebut. Prospeknya bagus, komoditas ini sudah diekspor ke beberapa negara di Eropa”, ujar Ananti, Wakil Direktur I Polbangtan YoMa.
Rayndra Syahdan Selaku pemateri sekaligus praktisi Gula Semut menyatakan bahwa usaha ini sangat menguntungkan, apalagi jika dilakukan mulai dari hulu yaitu budidaya tanaman kelapa karena setiap bagian pohon kelapa dapat dikembangkan menjadi produk olahan.
Baca Juga: Upaya Kementan mengenjot produktivitas padi di lahan Food Estate
“Banyak produk yang bisa kita hasilkan dari budidaya kelapa. Pertama, nira kelapa dapat diolah menjadi gula semut, gading kelapanya diolah jadi VCO, tempurung kelapa diolah menjadi asap cair dan briket, dan serabut kelapanya diolah menjadi cocopeat,” tutur Syahdan.
Lebih lanjut Syahdan menerangkan bahwa tahapan terpenting dari kegiatan usaha pertanian yaitu tahap pemasaran produk. Jika petani atau pelaku usaha mau dan mampu mengemas serta memasarkan produk dengan menarik, akan berdampak pada peningkatan nilai ekonomis produk.
Hal tersebut senada dengan pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi yang mengatakan bahwa pengemasan yang menarik dan pemasaran yang tepat, terutama secara online merupakan strategi untuk peningkatan pendapatan petani atau pelaku usaha agribisnis di masa pandemi Covid-19.
Sunarna yang hadir dalam acara menyatakan hal serupa. Menurutnya, kemasan yang menarik sebagai wujud branding produk pertanian, bisa meningkatkan kinerja angka penjualan, meningkatan daya ingat para konsumen pemakai produk gula semut.
Selanjutnya: Ini kata Mentan soal rencana pembentukan badan pangan nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News