Kita apresiasi perhatiannya pada kepentingan petani, pedagang dan konsumen, katanya lagi, namun dampak dari media lebih dahsyat begitu diketahui konsumen tanpa adanya keterangan dari otoritas terkait.
PJ Banten juga mengapresiasi kehadiran penyuluh Banten pada kegiatan perdagangan, seperti arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, selain di lapangan bersama petani, kehadirannya di pasar tradisional juga berdampak positif menyebarkan informasi minus dan surplus suplai bahan pangan, sehingga bisa diantisipasi segera atas dukungan penyuluh.
"Dengan hormat, saya sampaikan salam dari Kabadan Dedi Nursyamsi agar penyuluh terus mendampingi petani di lapangan. Pertanian tidak boleh delay apalagi stop, karena menyangkut hajat hidup orang banyak sebagai kebutuhan pokok, yang harus selalu tersedia," katanya.
Baca Juga: Melirik Potensi Sagu sebagai Sumber Pangan Nasional untuk Diversifikasi
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, kata Siti Munifah, mengingatkan bahwa Banten adalah penyangga kebutuhan pangan Jabodetabek, isu sensitif terkait ketersediaan dan harga pangan di wilayah penyangga akan berdampak ke seluruh Indonesia. "Parameter stok dan harga pangan adalah Jabodetabek, kalau Jakarta dan sekitarnya aman terkendali, maka NKRI aman," katanya.
Sejumlah pejabat terkait dan penyuluh Banten hadir mendampingi kegiatan sidak tersebut, begitu pula PJ Banten yang didampingi sejumlah pejabat Sekretariat BPPSDMP Kementan.
Tampak hadir Kabag Umum, Purnadi; Koordinator Perencanaan, Dewi Darmayanti; Koordinator Keuangan, Nina Murdiana; Koordinator Hukum, Organisasi dan Kepegawaian, Eko Budi; Koordinator Evalap, Septalina Pradini. Sejumlah Subkoordinator pun hadir di antaranya Subkoord Evaluasi, Revo Agri Muis; Subkoord Program, Erwin Pratama; Subkoord Akuntansi dan Verifikasi, Khairul Rizal; dan Subkoordinator Kepegawaian, Suhanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News