PERTANIAN - JAKARTA. Belajar teori diikuti praktik langsung di lapangan dilakukan sejumlah petani dari kelompok tani (Poktan) Sugeng Makaryo di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, belum lama ini, untuk membuat dan memakai pupuk Tricho Kompos.
Kegiatan pelatihan diinisiasi oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ayah. Pelatihan digelar atas dukungan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) pada petani di lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture (CSA).
Sosialisasi dan praktik pembuatan kompos dari jerami sejalan upaya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang meminta petani didampingi penyuluh menggunakan pupuk organik, sebagai solusi keterbatasan pupuk bersubsidi.
Baca Juga: Raker dengan DPR, Mentan Siapkan Program Keberlanjutan Produksi Pertanian
Seruan serupa dikemukakan Pelaksana Tugas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi agar petani menerapkan pemupukan berimbang.
Ia bilang pemberian pupuk sesuai yang diminta tanah dan tanaman, bukan pemberian pupuk sesuai keinginan petani. Pupuk bagi tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura itu berbeda.
Penyuluh BPP Sugeng Haryadi melaporkan petani antusias mengikuti pelatihan ditandai banyak pertanyaan dari keingintahuan petani terhadap pupuk organik, khususnya tricho kompos.
Diketahui, Tricho Kompos merupakan salah satu pupuk organik kompos yang mengandung cendawan antagonis Trichoderma sp. Semua bahan organik dalam proses pengomposannya ditambahkan Trichoderma.
Baca Juga: Raker dengan DPR, Mentan Siapkan Program Keberlanjutan Produksi Pertanian
Trichoderma berfungsi sebagai dekomposer bahan organik dan sekaligus sebagai pengendali OPT penyakit tular tanah seperti Sclerotium sp, Phytium sp, Fusarium sp, Phytoptora sp, dan Rhizoctonia sp.
"Kegiatan pelatihan sebagai upaya untuk melanjutkan kegiatan SIMURP yang berlangsung pada 2022 dan 2023," kata Sugeng seperti dikutip, Selasa (25/6).
Adapun manfaat dari pupuk Tricho kompos yakni mengandung unsur hara makro dan mikro; memperbaiki struktur tanah; memudahkan pertumbuhan akar tanaman, dan menahan air; meningkatkan aktifitas biologi mikroorganisme tanah yang menguntungkan; dan sebagai pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) penyakit tular tanah.
Direktur NPIU SIMURP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan pupuk organik merupakan jenis pupuk dari sumber-sumber alami seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, dan bahan organik lainnya.
Baca Juga: Kembangkan Klaster Kentang, Polbangtan Kementan Berkolaborasi dengan Pemkab Malang
Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani mengatakan pemanfaatan pupuk organik akan meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman dan mengurangi risiko kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News