KLHK Lanjutkan Penanaman Pohon Serentak di Seluruh Indonesia

Jumat, 08 Maret 2024 | 11:50 WIB   Reporter: Noverius Laoli
KLHK Lanjutkan Penanaman Pohon Serentak di Seluruh Indonesia

Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan-Kementerian LHK Dyah Murtiningsih memimpin kegiatan penanaman pohon serentak di Hutan Wisata Desa Namang, Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung.


LINGKUNGAN HIDUP - JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melanjutkan kegiatan Penanaman Pohon Serentak di seluruh Indonesia pada Kamis, 7 Maret 2024, di Mangrove Education Center Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. 

Menteri LHK, Siti Nurbaya, bersama dengan Senior Fellow Bezos Earth Foundation UK, Lord Goldsmith, serta para jajaran KLHK, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan dunia usaha, melakukan penanaman mangrove.

Kegiatan ini merupakan kali keempat dilakukan seiring arahan pemerintah untuk menanam pohon di musim penghujan, juga sebagai peringatan Hari Bakti Rimbawan tahun 2024 yang ke-41, yang diperingati setiap tanggal 16 Maret.

“Pada Hari Bhakti Rimbawan ke-41 ini, saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama memberikan kontribusi nyata dalam pemikiran dan kegiatan di lapangan,” ujar Siti dalam siaran pers, Jumat (8/3).

Baca Juga: Pemerintah Makin Galak, 1.498 Kasus Lingkungan Diseret ke Meja Hijau

Tujuan dari penanaman pohon serentak ini adalah sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan lingkungan hidup, rehabilitasi hutan, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan lingkungan.

Indonesia memiliki hutan tropis terbesar ketiga di dunia, sehingga memiliki peran penting dalam pengendalian iklim global. Hutan berperan dalam mitigasi perubahan iklim, menjaga kestabilan lingkungan, dan melindungi keanekaragaman hayati.

Di Mangrove Education Center, sebanyak 231 bibit mangrove ditanam sebagai bagian dari upaya perlindungan ekologis dan konservasi sumber daya pesisir.

Pengembangan kawasan pesisir juga mengintegrasikan mitigasi risiko bencana, perlindungan keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan wisata alam. Penanaman mangrove di pantai utara Kabupaten Bengkalis bertujuan untuk mengurangi abrasi pantai.

Di tempat lain, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, memimpin kegiatan serupa di Taman Nasional Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, sebanyak 480 batang pohon dari jenis beringin, klokos, jukut, dan kelicung ditanam oleh sekitar 250 orang, termasuk perwakilan dari berbagai organisasi dan tokoh masyarakat setempat.

Wamen Alue Dohong menekankan pentingnya menjaga keberadaan pohon endemik seperti pohon kelicung di Gunung Rinjani melalui penanaman dan perawatan secara rutin. 

Baca Juga: Melihat Bagaimana ACES Terapkan Eco-Friendly dari Kantor hingga Konsumen

Sementara itu Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan-Kementerian LHK Dyah Murtiningsih memimpin kegiatan penanaman pohon serentak di Hutan Wisata Desa Namang, Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung. Kegiatan ini turut melibatkan 150 peserta dari berbagai instansi pemerintah, komunitas hingga masyarakat yang peduli akan kelestarian alam.

Sekitar 500 jenis bibit ditanam di kawasan rehabilitasi hutan dan lingkungan seluas 1,7 hektare ini. Diantara yang ditanam mulai dari jenis bibit pohon mangga, kristal, jambu citra, sawo, durian, lengkeng, nyatoh, pelawan, dan bibit pohon jengkol.

Dyah pun memastikan bahwa penanaman serentak di Indonesia ini bukan hanya kegiatan seremonial semata, melainkan upaya memulihkan lahan kritis agar bermanfaat secara ekologi dan ekonomi. 

“Lokasi-lokasi yang dijadikan areal menanam serentak ini masuk ke dalam program kami, yang menjadi program Ditjen PDASRH-KLHK. Disini juga ada program bibit rakyat, yang bersama-sama dengan masyarakat di Desa Namang memproduksi bibit dan menanam di sekitar Desa Namang ini,” ujar Dyah.

Baca Juga: Genjot Investasi di Dalam Negeri, KLHK Menargetkan 3.000 Dokumen Amdal Tahun Ini

“Jadi kembali, ini bukan hanya seremonial saja, tapi nantinya akan menjadi program kita dan akan terus dipelihara dan dijaga oleh masyarakat. Karena ini yang juga dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri, “ tandas Dyah.

Dyah pun meminta masyarakat untuk menjaga lahan kritis, agar kerusakan hutan dan lahan tidak terjadi di Pulau Bangka. Diharapkan juga kegiatan ini memberikan dampak ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru