KPAI Mendorong Pemerintah Mempertimbangkan Kembali PTM 100%, Ini Alasannya

Kamis, 06 Januari 2022 | 15:38 WIB   Reporter: Ahmad Febrian
KPAI Mendorong Pemerintah Mempertimbangkan Kembali PTM 100%, Ini Alasannya

ILUSTRASI. JAKARTA,3/1-PEMBELAJARAN TATAP MUKA. Sejumlah siswa siswi mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta, Senin (3/1/2022). D KONTAN/Fransiskus SImbolon


COVID-19 - JAKARTA.  Mulai 3 Januari 2022,  satuan pendidikan di wilayah PPKM level 1 dan 2 melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM)  terbatas. 100%. Dasarnya,  Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Pembelajaran di Masa Pandemi untuk tahun ajaran 2022.

Salah satu alasan PTM situasi pandemi Covid-19 sudah mulai membaik di akhir tahun 2021 dan level PPKM juga menurun. DKI Jakarta menggelar PTM 100% secara serentak di semua jenjang pendidikan mulai PAUD/TK sampai SMA/SMK/sederajat. 
 
Namun, pada 4 Januari 2021, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menerbitkan Instruksi Mendagri nomor 1 tahun 2022 tentang PPKM Level 3, 2 dan 1 di Jawa-Bali. Bahkan dalam Inmendagri itu, Jakarta dinyatakan sebagai wilayah PPKM level 2,. rtinya naik yang semula berada di PPKM level 1 dan kasus omicron terbanyak berada di wilayah DKI Jakarta. 
 
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti,  melakukan pengawasan PTM 100% di 3iga  SD dan satu SMP  di DKI Jakarta. Secara umum 4 sekolah yang diawasi memiliki kesiapan yang cukup tinggi, termasuk capaian vaksinasi guru dan  peserta didik. 
 
Untuk DKI Jakarta, vaksinasi anak usia 12-17 tahun yang tinggi, yaitu lebih dari 95% dan sudah 2 dosis. Sedangkan vaksinasi anak usia 6-11 tahun capaian juga cukup tinggi, hanya saja baru dosis 1.  
 
Kesiapan PTM yang tinggi juga dilakukan mulai dari penyiapan infrastruktur Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), SOP, kerjasama dengan Puskesmas terdekat.  Bahkan ada pendamping dari para pengawas sekolah dan Kasatlak di masing-masing kecamatan dimana sekolah berada. 
 
Sosialisasi kepada pendidik maupun kepada orangtua peserta didik juga dilakukan melalui zoom meeting sebelum PTM 100%, dan saat pengambilan hasil belajar semester ganjil di sekolah. Para orangtua peserta didik juga menyambut baik PTM, meskipun agak kaget ketika PTM nya 100% dan 5 hari dalam  sepeman
 
Saat berkeliling dari satu kelas ke kelas lain, terlihat para peserta didik sulit menjaga jarak. “Ukuran ruangan kelas yang kecil dengan peserta didik antara 32 orang-40 orang membuat jaga jarak yang ideal antara satu siswa dengan siswa sulit dilakukan,”kata Retno, dalam keterangan tertulis, Rabu (5/1). 
 
Padahal lamanya jam belajar ditambah, yang semula hanya 4 jam per hari menjadi 6 jam per hari. Itu berarti, puluhan anak lebih lama berada di dalam ruangan bersama gurunya dalam jumlah cukup banyak. 
 
Terkait PTM, KPAI mendorong KemendikbudRistek, Kementerian Agama dan Dinas-dinas pendidikan di seluruh Indonesia mempertimbangkan kembali menggelar PTM 100% . Dengan kapasitas siswa di kelas 100%, dan masuk sekolah 100 % atau 5 hari sekolah  dengan 6 jam pelajaran per hari.
 
Hal ini dengan mempertimbangkan meningkatnya kasus omicron di Indonesia. Dan masyarkat baru usai liburan Natal dan Tahun Baru. ”Setidaknya tunggulah minimal sampai 14 hari usai liburan akhir tahun," kata Retno.
 
KPAI juga mendorong Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan percepatan dan pemerataan vaksinasi anak usia 6 -11 tahun.Mminimal mencapai 70%. Mengingat, vaksinasi anak usia 12-17 tahun saja yang sudah mulai Juli 2021 belum mencapai 70%,. 
 
KPAI mendorong Dinas-dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama di seluruh Indonesia untuk menunda PTM bagi siswa TK dan SD sebelum peserta didiknya diberikan vaksinasi lengkap 2 dosis. Hal ini demi menjamin pemenuhan hak hidup dan hak sehat bagi anak-anak Indonesia saat PTM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian

Terbaru