Kurang terkenal, produk agribisnis Jawa Timur harus maksimalkan pemasaran digital

Jumat, 19 Juni 2020 | 01:34 WIB   Reporter: Sandy Baskoro
Kurang terkenal, produk agribisnis Jawa Timur harus maksimalkan pemasaran digital

ILUSTRASI. Wisata petik buah apel di Kota Batu Malang jawa timur


AGRIBISNIS - JAKARTA. Masyarakat Indonesia cukup tertarik dengan produk agribisnis dari wilayah Jawa Timur. Namun, agar penjualan produk dari ujung timur Pulau Jawa itu efektif, para pelaku agro industri Jatim perlu memaksimalkan platform digital.

Hal itu terungkap dalam pemaparan hasil survei MarkPlus yang disampaikan dalam acara webinar bertajuk MarkPlus Government Roundtable tentang agro industri Jawa Timur, Kamis (18/6).

Baca Juga: Grup Lippo bantu 20.000 masker dan 1.000 face shield kepada personel Polda Jatim

Menurut hasil survei cepat yang dilakukan oleh MarkPlus Inc kepada 66 responden yang mayoritas berasal dari luar Jabodetabek dalam satu minggu terakhir menunjukkan tingginya ketertarikan masyarakat terhadap produk agro industri Jawa Timur.

Produk agro industri Jatim yang paling banyak diketahui dan dikonsumsi oleh responden sebanyak 87,9% adalah apel Malang dengan 45,5% media penyebaran informasi produk melalui televisi dan kerabat.

Menurut mereka, apel Malang merupakan produk yang paling menarik, namun sayangnya banyak produk lain yang kurang diketahui masyarakat karena publisitas yang minim terutama di media sosial.

Baca Juga: Harapan Khofifah Probolinggo jadi zona hijau perdana di Jatim berkat kampung tangguh

“Sebanyak 60,6% responden merekomendasikan media messenger seperti Whatsapp, Line, Telegram sebagai media penyebaran informasi produk agro industri Jawa Timur. Kemudian 66,7% menilai Instagram dapat digunakan untuk mengamplifikasi informasi produk,” ujar Business Analyst MarkPlus Inc, Sandika Putra.

Sebanyak 14 dari 15 produk khas Jawa Timur yang ditanyakan kepada responden dinilai kurang publisitas di media online seperti Kopi Banyuwangi, Strawberry Malang, Kopi Trenggalek, Bawang Merah Nganjuk, dan lain sebagainya.

Hal ini membuktikan pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Timur perlu meningkatkan transformasi digital agar menarik perhatian publik dan dikenal lebih luas.

Konsep communal branding yang tengah dikembangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur juga mendapatkan sambutan positif. Sebanyak 86,4% responden menganggap konsep tersebut menarik untuk diterapkan oleh produk agro industri Jawa Timur agar semakin mendunia.

Baca Juga: Selain Megawati, Risma juga ikut dalam menentukan penggantinya di Pilkada Surabaya

Communal branding merupakan program satu merek yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha.

“Pengembangan dan pengenalan produk agro industri Jawa Timur perlu terus dilakukan karena masih didominasi oleh beberapa produk saja. Konsep communal branding juga dinilai sebagai salah satu strategi pemasaran produk Agro industri yang menarik,” pungkas Sandika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro

Terbaru