LRT - JAKARTA. Proyek Lintas Raya Terpadu (LRT) Bali ditargetkan bisa mulai groundbreaking pada tahun depan.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa di Kantor Bappenas, Senin (9/10).
Suharso mengatakan bahwa pihaknya baru saja melakukan kunjungan di Pemprov Bali untuk membahas terkait rencana pembangunan proyek LRT tersebut.
Ada beberapa hal yang dibahas di antaranya adalah pembahasan masterplan hingga pembiayaan untuk LRT Bali ini.
"Ya mudah-mudahan tahun depan bisa mulai groundbreaking," kata Suharso.
Sementara untuk sumber pembiayaan sendiri pihaknya mengusulkan untuk pakai pinjaman dalam negeri (PDN), kerja sama antar swasta, BUMN dan BUMD.
Baca Juga: Menilik Kembali Proyek Infrastruktur yang Batal Terwujud Karena Sejumlah PSN Dicoret
Namun demikian pihaknya tidak mau menyebut secara rinci berapa jumlah pendanaan yang dibutuhkan untuk pembangunan LRT Bali ini.
"Proyeksi biaya masih berproses, angkanya masih belum bisa kita sampaikan," jelas Suharso.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini tengah melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) bagi pembangunan LRT Bali.
Studi kelayakan tersebut didanai melalui skema bantuan atau Official Development Assistance (ODA) dari Korea Selatan (Korsel).
"Sementara untuk pendanaan konstruksinya akan dilakukan melalui skema KPBU,” ucap Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (31/5).
Uji kelayakan memuat beberapa hal termasuk rencana pembangunan LRT di Bali yang diusulkan untuk dibangun secara underground atau dengan konsep bawah tanah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
