Padahal, jika dilihat keripik sukun ini tidak sepi peminat dan mampu menambah penghasilan warga setempat. Zaitun mengaku, pembeli keripik sukun buatannya berasal dari berbagai jenis latar belakang yang berbeda. Mulai dari wisatawan yang berkunjung, aparatur sipil negara (ASN) pemerintah daerah setempat hingga pembeli yang berasal dari pulau lain di Kepulauan Seribu.
"Mereka yang membeli ada yang untuk dikonsumsi sendiri, ada yang untuk dijual kembali," ujar Zaitun.
Ia mencontohkan, salah satu pembeli rutin keripik sukun buatannya merupakan pembeli yang berasal dari Pulau Kelapa. Setiap minggunya, pembeli tersebut membeli sebanyak tujuh puluh bungkus.
"Rasanya pembeli dari Pulau Kelapa ini, mereka beli untuk dijual lagi," ucap Zaitun.
Baca Juga: Kukuh Kumara menyelam di kedalaman 40 meter
Zaitun mengatakan, dalam satu bulan dirinya dapat melakukan kurang lebih enam kali proses penggorengan keripik sukun. Setiap kali menggoreng, Ia membutuhkan kurang lebih 25 sampai 30 buah sukun.
Dari satu kali proses penggorengan itu, Zaitun mampu menghasilkan 100 bungkus keripik sukun dengan berat setiap bungkusnya adalah 100 gram atau 1 ons per bungkus. Ia menjual setiap bungkus keripik sukun tersebut dengan harga Rp 9.000/bungkus.
Baca Juga: Kementerian PUPR gelontorkan Rp 36 miliar untuk pembangunan Kepulauan Seribu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News