KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kota Cimahi berupaya mewujudkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan. Caranya melalui kombinasi inovasi kebijakan, partisipasi aktif masyarakat dan penguatan infrastruktur.
Di tengah tantangan volume sampah yang terus meningkat dan keterbatasan lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), pemerintah kota menerapkan beberapa strategi Seperti edukasi komunitas, penegakkan kebijakan, serta penyediaan fasilitas pengolahan yang memadai.
Hasilnya, timbunan sampah harian yang semula mencapai 120 ton kini berhasil ditekan menjadi 90 ton. Kota Cimahi menerapkan kebijakan penjadwalan pengangkutan sampah efektif. Sehingga warga terdorong untuk memilah sampah dari sumber.
Dengan jadwal angkut tertentu untuk sampah organik dan anorganik, beban TPA dapat dikurangi secara signifikan. Kebijakan ini tidak hanya mengoptimalkan operasional, tetapi juga mendorong terbentuknya kebiasaan baru di masyarakat.
Baca Juga: Tambang Emas Itu Bernama Sampah Rumah Tangga
Komitmen Kota Cimahi membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan didukung penyerahan pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan penandatanganan naskah hibah barang milik negara untuk TPST Kota Cimahi dan TPST Kota Bandung.
Serah terima ini menandai berakhirnya kegiatan pendampingan operasional TPST Sentiong dan TPST Lebaksaat di Kota Cimahi, serta TPST di Kota Bandung, yang sebelumnya dijalankan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui BPBPK Wilayah Jawa Barat.
Dengan penandatanganan ini, pengelolaan kedua TPST kini sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Pemerintah Kota Cimahi. “Kami akan memastikan sarana dan prasarana yang telah terbangun dapat dimanfaatkan secara baik,” ujar Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, dalam penjelasannya, Senin (15/9)
TPST Sentiong dan TPST Lebaksaat dibangun dengan dukungan program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) untuk mengolah sampah yang dipilah oleh warga di tingkat rumah tangga dan komunitas.
Baca Juga: Tunggu PP, Danantara Bidik Proyek Pengelolaan Sampah Jadi Tenaga Listrik
Fasilitas ini memainkan peran penting dalam mengolah sampah organik menjadi kompos dan mengubah sampah menjadi refuse derived fuel (RDF). Sehingga hanya sebagian kecil yang benar-benar harus diangkut ke TPA.
Program ISWMP dari Direktorat Sanitasi, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PU menjadi solusi menyeluruh dalam pengelolaan sampah. Bukan sekadar membangun infrastruktur, program ini dirancang untuk memperbaiki sistem layanan dari hulu ke hilir.
Di Kota Cimahi, pendekatan ini melalui lima pilar. Pertama, penyusunan dan penguatan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS) serta regulasi pengelolaan sampah.
Kedua, peningkatan peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah melalui program edukasi dan pendampingan. Ketiga,
penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas SDM pengelola sampah.
Keempat, pengembangan mekanisme pendanaan berkelanjutan dan sistem retribusi pengelolaan sampah yang transparan dan adil. Kelima, dukungan pembangunan fasilitas pengolahan sampah berteknologi, seperti TPST Sentiong dan TPST Lebaksaat, yang menjadi tulang punggung pengolahan di sisi hilir.
Selanjutnya: IHSG Menguat 5 Hari Berturut-turut, Cermati Saham yang Banyak Diborong Asing
Menarik Dibaca: Restoran Jepang Yakiniku Futago Izakaya Hadir Perdana di Jakarta, Cek Lokasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News