JAKARTA. Hujan berintensitas tinggi di kawasan hulu daerah aliran sungai Ciliwung di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyebabkan tinggi muka air (TMA) stasiun Bendung Katulampa melonjak tinggi pada Jumat (1/4).
Meski demikian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan, status siaga 1 di Bendung Katulampa ini tidak akan menyebabkan banjir besar di Jakarta.
"Diperkirakan banjir yang terjadi tidak besar. Hanya berupa genangan di bantaran sungai Ciliwung yang telah tumbuh banyak permukiman di kawasan tersebut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui siaran pers, Jumat (1/4).
Menurut Sutopo, banjir besar tidak terjadi, karena tinggi muka air di ruas sungai lain sepanjang Sungai Ciliwung, normal atau siaga 4. Kemudian, hujan tidak merata dan siaga 1 hanya berlangsung satu jam saja di Katulampa.
Pos pengamatan TMA di Bendung Katulampa sempat mencatat tinggi air 200 cm pada pukul 17.00 WIB yang berarti level siaga 1. Pusdalops BPBD DKI pada pukul 17.30 WIB mencatat, TMA di Bendung Katulampa naik jadi 250 cm. Level ancaman tertinggi dari banjir. Namun, pukul 18.00 WIB, status ketinggian air di Bendung Katulampa turun menjadi 150 cm atau siaga 2.
"Diperkirakan sekitar enam sampai sembilan jam atau pada Jumat (1/4) pukul 22.00 - Sabtu (2/4) pukul 02.00 WIB, air akan sampai Pintu Air Manggarai," ujar Sutopo.
Adapun warga di daerah seperti Srengseng Sawah, Pejaten Timur, Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Balekambang, Cawang, Kebon Baru, Bukit Duri, Cililitan, Bidara Cina, dan Kampung Melayu, di Ibu Kota diminta mengantisipasi banjir.
BNPB menyatakan tingginya fluktuasi debit sungai Ciliwung antara siaga 4 berubah secara cepat menjadi siaga 1, kemudian turun ke siaga 4 kembali atau normal mengindasikan daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung sudah sakit atau kritis. (Robertus Belarminus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News