LRT - BOGOR. Stasiun akhir light rail transit ( LRT) Jakarta- Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) sebentar lagi akan dibangun di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor. Dengan begitu, mimpi warga Bogor untuk menggunakan moda transportasi pengangkut massal itu pun mendekati kenyataan.
Ditunjuknya lokasi Terminal Baranangsiang sebagai stasiun akhir LRT penghubung Jakarta-Bogor itu disepakati setelah pihak Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bertemu dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Senin (15/7).
Penetapan stasiun akhir kereta api ringan terintegrasi itu juga mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan LRT terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengungkapkan, dipilihnya Terminal Baranangsiang sebagai stasiun akhir kereta ringan lantaran kawasan itu sudah masuk dalam master plan pembangunan Transit Oriented Development (TOD). Bambang mengatakan, jika pembangunan LRT di Kota Bogor sudah siap, Pemkot Bogor harus memikirkan transportasi lanjutan di dalam kota.
Menurutnya, sistem jaringan LRT perlu disinergikan sehingga Kota Bogor menjadi lebih nyaman. "Kalau tak ditata dari sekarang, nanti orang turun dari LRT bingung selanjutnya mau naik apa. Jadi malah berantakan lagi. Sehingga harus disinergikan jaringan transportasinya," ucap Bambang.
Bambang menjelaskan, keberadaan LRT tidak akan menghilangkan fungsi Terminal Baranangsiang itu sendiri. Justru menurutnya, dengan adanya stasiun LRT di sana diharapkan dapat berbarengan dengan revitalisasi Terminal Baranangsiang.
Selain itu, kehadiran moda transportasi LRT ini dapat mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi umum. "Meski konsepnya TOD tapi tidak akan menghilangkan fungsi terminal," kata Bambang.
Target selesai 2021
Bambang melanjutkan, proses pembangunan stasiun akhir LRT di Terminal Baranangsiang akan dimulai pada tahun 2020. Ia menargetkan, pembangunannya dapat selesai di tahun 2021. Dia menuturkan, pembangunan tersebut harus dilakukan lantaran pergerakan manusia di kawasan Jabodetabek sudah memasuki angka 100 juta per hari.
Sementara angkutan massal lain yakni kereta commuter line hanya mampu mengangkut 1,2 juta penumpang. "Kota Bogor ini kan domisili Bapak Presiden. Kita harus berikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Kota Bogor. Masa presidennya tinggal di sini, angkutan massalnya tidak dilayani dengan baik," sebutnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, selain Baranangsiang, pemerintah pusat juga berencana membangun depo dan park and ride di Kampung Selawi dan Kampung Sawah, Bogor Utara. "Jadi membagi beban juga. Jadi transit dulu, nantinya ada park and ride sebelum stasiun akhirnya di Terminal Baranangsiang," ungkap Dedie.
Dengan masuknya LRT ke Kota Bogor, sambung dia, pemerintah daerah akan mengupayakan untuk membuat trem away melintasi Kebun Raya Bogor.
"Trem ini hibah dari Pemerintah Belanda. Jadi ini harus nyambung LRT ke mana, trem ke mana. Nah ini harus segara direncanakan. Kalau memang secara teknis lancar, mungkin sudah dikirim tahun depan dari Belanda," jelasnya. (Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mimpi Bogor Punya LRT Segera Terwujud"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News