KONTAN.CO.ID - Minyak goreng termasuk bahan pokok yang hampir selalu ada di dapur rumah. Sayangnya, tingginya permintaan sering dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk menjual produk palsu dengan kemasan menyerupai merek terkenal.
Dilansir dari artikel Kompas.com yang tayang pada Minggu (16/03/2025), terdapat kasus pengoplosan minyak goreng di Malang, Jawa Timur, ketika polisi membongkar praktik pemalsuan minyak goreng bermerek premium.
Produk palsu tersebut dikemas sedemikian rupa agar terlihat asli, namun kualitasnya jelas berbeda dan berpotensi merugikan kesehatan.
Dalam artikel ini, akan dijelaskan ciri-ciri minyak goreng palsu, modus pelaku, serta tips agar lebih waspada sebelum membeli.
Modus Pemalsuan Minyak Goreng Sunco
Kasus ini terungkap setelah seorang pedagang mencurigai kemasan minyak goreng yang terlihat tidak biasa. Setelah diselidiki, ternyata pelaku memasukkan minyak curah ke dalam jerigen berlabel Sunco dan menjualnya seolah-olah sebagai minyak goreng premium.
Baca Juga: 4 Cara Mudah Menjernihkan Minyak Goreng Kotor, Gunakan Nasi Sampai Kentang
Pasangan pelaku memproduksi minyak palsu di rumahnya di Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang.
Mereka mulai menjalankan aksinya sejak akhir Desember 2024, dengan keuntungan yang lumayan besar dari penjualan puluhan jerigen minyak curah dalam kemasan palsu.
Ciri-Ciri Fisik Minyak Goreng Palsu
Ada beberapa tanda yang bisa dikenali secara langsung saat membeli minyak goreng kemasan premium.
Pertama, ukuran jerigen produk palsu cenderung lebih kecil dari ukuran asli. Tutup jerigennya pun berbeda: produk asli menggunakan tutup putih, sedangkan palsu memakai tutup kuning.
Perbedaan juga terlihat dari berat isi. Produk asli Sunco memiliki berat sekitar 4,6 kg, sementara minyak palsu hanya 4,4 kg.
Warna minyak juga bisa menjadi petunjuk: versi asli berwarna kuning cerah, sedangkan minyak palsu cenderung lebih gelap.
Baca Juga: Ciri-Ciri MinyaKita Palsu dan Cara Cek Minyak Goreng Oplosan, Sudah Tahu?
Dari sisi label, stiker pada produk palsu terlihat lebih kecil, dan logo halal yang digunakan masih menggunakan desain lama. Hal ini menandakan bahwa kemasan palsu tidak mengikuti standar terbaru dari produsen resmi.
