JAKARTA. Warga ibu kota masih harus bersabar untuk memiliki alat transportasi Mass Rapid Transit (MRT). Sebab, proyek yang barus mulai dikerjakan tahun 2013 lalu itu, baru selesai 30% pengerjaan.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, pengerjaan konstruksi proyek MRT koridor Selatan-Utara fase pertama terbagi dalam dua bagia. Pertama, bagian struktur layang yang baru dikerjakan 18%, dan struktur bawah tanah 43%.
Dono yakin, fase pertama dari Lebakbulus-Bundaran HI akan selesai dan bisa digunakan pada tahun 2018. Kemudian, dilanjutkan fase kedua dari Bundaran HI-ke Kampung Bandar pada tahun 2020.
"Untuk tahap dua, masih dalam tahap pengadaan konsultan untuk enginering study," kata Dono, Senin (21/9) di jakarta
Saat ini, tahap pengerjaan baru memasuki proses pengeboran bawah tanah. Oleh karenanya, hari Senin (21/9) ini presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri dan meresmikan pengoperasian mesin bor bawah tana atau Tunel Boring Machine (TBM), yang diberinama Antareja.
Antareja diambil dari nama salah seorang putera Bima, yang ada dalam kisah pewayangan. Antareja merupakan mesin bor pertama yang akan diperasikan.
Ada tiga mesin bor yang akan digunakan dalam proyek senilai US$ 1,5 miliar ini. Dua mesin lainnya belum selesai dirakit. Satu mesin bor memiliki diameter luar selebar 6,7 meter, sementara panjangnya 43 meter dan bobot sebesar 323 ton.
Satu mesin bor bisa melubangi dengan kecepatan 8 meter per hari. Mesin ini akan melubangi sekaligus memasang segmen tunel bawah tanah, yang memiliki lebar 6,05 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News