JAKARTA. Direktur Utama MRT Jakarta Dono Boestami menyebutkan meski pada awalnya proyek pembangunan MRT disertai banyak rintangan, akhirnya proyek transportasi massal berbasis rel itu tetap berjalan hingga kini. Dia menyebutkan, pembangunan fisik fase pertama (Lebak Bulus-Bundaran HI) untuk koridor Selatan Utara sudah mencapai hampir 30%.
"Saat ini, penyelesaian proyek MRT Jakarta koridor Selatan-Utara fase 1 secara keseluruhan telah mencapai hampir 30%," ujar Dono, dalam acara peresmian mesin bor bawah tanah, di Bundaran Senayan, Jakarta, Senin (21/9).
Secara rinci, proyek pengerjaan itu sudah mencakupi struktur layang mencapai 18% dan struktur bawah tanah mencapai 43%. Pengerjaan yang telah dilakukan antara lain pembuatan pondasi kolom jalur dan stasiun layang, pembangunan boks stasiun bawah tanah, dan pembuatan konstruksi depo MRT.
"Seiring dengan berkurangnya satu per satu rintangan di lapangan, kami optimis koridor selatan-utara bisa selesai tepat waktu akhir 2018. Seemntara untuk fase II yang menghubungkan Bundaran HI hingga Kampung Bandan, sekarang sedang pengadaan konsultan untuk engineering study," kata Dono.
Setelah proyek selatan-utara selesai, pengerjaan akan dilanjutkan untuk koridor timur-barat yang menghubugkan Cikarang dan Balaraja sepanjang 87 kilometer. Koridor ini ditargetkan selesai pada tahun 2025. Total nilai proyek kedua koridor itu mencapai US$ 1,5 miliar. Pembiayaan di dapat dari dana hibah dan pinjaman pemeirntah pusat dan pemerintah daerah.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan sistem transportasi massal memang tak pernah mendatangkan keuntungn. Namun, sistem transportasi ini dibutuhkan untuk memberi keuntungan jangka panjang dan membuat Indonesia tidak tertinggal dibandingak negara lain. Maka dari itu, Jokowi pun mendorong agar seluruh moda transportasi massa dikembangkan.
"Nantinya MRT akan beirntegrasi dengan LRT (light rapid transit), kereta bandaram KRL, bus Transjakarta, dan juga kereta cepat," ungkap Jokowi. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News