Secara detail, Guswanto merincikan prediksi puncak musim kemarau 2025 di sejumlah daerah berikut ini:
Juni dan Juli
- Sumatera
- Jawa bagian barat
- Kalimantan bagian utara
- Sebagian kecil Sulawesi
- Papua bagian tengah
- Papua bagian timur.
Agustus
- Jawa bagian tengah
- Jawa bagian timur
- Sebagian besar Kalimantan
- Sebagian besar Sulawesi
- Bali
- Nusa Tenggara Timur
- Nusa Tenggara Barat
- Sebagian Maluku
- Maluku Utara
- Sebagian Papua.
Jadi untuk durasi kemarau terpendek, yaitu hanya sekitar 2 bulan, BMKG memprediksi musim kemaraunya akan berakhir di bulan Juni-Juli. Misalnya, di sebagian wilayah Sumatera yang mengawali musim kemarau pada bulan Mei 2025.
"Ya memang durasi kemarau terpendek sekitar 2 bulan di sebagian Sumatera. Namun tidak seluruh Sumatera, terutama yang memiliki pola 2 kali musim hujan seperti Riau," kata Fachri menegaskan.
Tonton: BMKG Peringatkan Hujan Sangat Lebat Di Provinsi Ini 14-16 Maret 2025
BMKG ingatkan akan adanya potensi bencana Guswanto juga mengingatkan adanya potensi bencana hidrometeorologi yang tak hanya terjadi pada musim hujan saja.
Musim kemarau sejumlah daerah di Indonesia juga berpotensi terjadi kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta gelombang tinggi.
"Potensi bencana hidrometeorologi mengintai sepanjang tahun. Pada musim kemarau sepanjang Juni, Juli, Agustus rawan terjadi kekeringan, kebakaran, dan gelombang tinggi," tandasnya.
Terkait sifat musim kemarau 2025, sekitar 60 persen wilayah diprediksi mengalami kemarau dengan sifat normal. Sementara 26 persen wilayah lainnya mengalami kemarau lebih basah dari normal, serta 14 persen wilayah lainnya lebih kering dari biasanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diprediksi Lebih Singkat, Musim Kemarau 2025 sampai Bulan Apa?"
Selanjutnya: Cara Live di TikTok Lengkap dengan Strategi Meningkatkan Jumlah Viewers
Menarik Dibaca: Cara Live di TikTok Lengkap dengan Strategi Meningkatkan Jumlah Viewers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News