JAKARTA. Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih ingin membuat orang Jakarta malas naik kendaraan pribadi. Caranya adalah dengan membuat layanan transpotasi yang memenuhi aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan.
"Kalau sudah seperti ini, saya yakin orang jadi malas juga mau nyetir berjam-jam. Orang punya mobil tidak apa-apa. Itu kan penanda status. Cuma dipakainya cuma pas weekend atau ketika pas jalan jauh aja," kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/9).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Kosasih menyebut cara yang akan dilakukannya adalah menerapkan sistem pembayaran rupiah per kilometer kepada semua angkutan umum berbasis jalan raya, baik yang lewat di dalam busway maupun di luar busway.
Khusus untuk yang di luar busway, Kosasih menargetkan sistem tersebut harus berlaku hingga ke angkutan-angkutan yang melewati permukiman. "Bayangkan nanti pas keluar rumah naik bus kopaja ke stasiun LRT. Setelah naik LRT, begitu turun langsung tersedia halte transjakarta, naik transjakarta tanpa perlu bayar lagi. Bisa juga naik MRT, tinggal jalan ke bawah. Naik MRT-nya juga tidak perlu bayar lagi," ujar dia.
Operator angkutan umum yang direncanakan akan segera menerima pembayaran rupiah per kilometer adalah Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja).
Direncanakan pada Oktober mendatang, ada dua layanan kopaja yang tidak lagi menerapkan sistem setoran. Dua layanan itu, masing-masing layanan kopaja terintegrasi transjakarta, dan layanan kopaja reguler untuk trayek S-66 (Blok M-Manggarai). (Alsadad Rudi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News