Ogoh-ogoh adalah Karya Seni Patung Menggambarkan Bhuta Kala: Sejarah dan Fungsinya

Kamis, 03 Maret 2022 | 11:51 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Ogoh-ogoh adalah Karya Seni Patung Menggambarkan Bhuta Kala: Sejarah dan Fungsinya

ILUSTRASI. Ilustrasi ogoh-ogoh adalah karya seni patung yang menggambarkan Bhuta Kala. ANTARA FOTO/Wira Suryantala/foc/18.


AGAMA DAN KEPERCAYAAN -Jakarta. Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. 

Dirangkum dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bhuta Kala dalam ogoh-ogoh adalah digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud Rakshasa.

Selain wujud Rakshasa, ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka. 

Di antaranya naga, gajah, widyadari, bahkan dalam perkembangannya ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat.

Lantas, seperti apa sejarah ogoh-ogoh dalam Hari Raya Nyepi? 

Baca Juga: Perhatikan! Ini 4 Hal Yang Boleh Dilakukan Saat Merayakan Hari Raya Nyepi di Bali

Sejarah ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi 

Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. 

Namun, sejarah ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi yakni sejak tahun 1980-an, umat Hindu mengusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan acara mengelilingi desa dan membawa obor atau yang disebut acara ngerupuk. 

Sebelum memulai pawai ogoh-ogoh para peserta upacara atau pawai biasanya melakukan minum-minuman keras traditional yang dikenal dengan nama arak. 

Pada umumnya ogoh-ogoh di arak menuju suatu tempat yang diberi nama sema (tempat persemayaman umat Hindu sebelum dibakar dan pada saat pembakaran mayat). Kemudian ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa tersebut dibakar.

Baca Juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali ditutup sementara selama Nyepi

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru