KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali mencatat total timbulan sampah akibat banjir pada 10-11 September 2025 mencapai 154,65 ton.
“Kami bersama komunitas dan kelompok nelayan turun langsung ke kawasan mangrove. Kita melihat tumpukan sampah, terutama plastik, yang cukup mengkhawatirkan,” ujar Kepala DKLH Bali, I Made Rentin, Minggu (14/9/2025).
Sampah yang menumpuk terdiri dari potongan kayu, pohon tumbang, sampah organik, serta anorganik seperti beton, lumpur, plastik, logam, kain, kaca, dan karet. Selain itu, juga ditemukan limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) dari barang hanyut maupun bangunan roboh.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bali Hari Ini, Minggu (14/9): Denpasar Hujan Ringan
Pantauan Kompas.com pada Sabtu (13/9/2025), sisa lumpur masih terlihat di sepanjang Jalan Gajah Mada, Denpasar. Sehari sebelumnya, tumpukan sampah juga masih tampak di Pasar Kumbasari dan Pasar Badung.
Rentin menegaskan pihaknya kini fokus menangani tumpukan sampah yang terbawa banjir, khususnya di kawasan mangrove. “Tidak ada kata menyerah, apalagi lelah. Semua komponen kita gerakkan untuk membersihkan sisa banjir,” tambahnya.
Ia mengingatkan, tumpukan sampah jika dibiarkan bisa mencemari hingga merusak ekosistem. “Fokus kita bukan hanya membersihkan, tetapi juga menyelamatkan mangrove agar tidak rusak akibat kontaminasi sampah. Semoga Bali segera pulih pasca banjir,” ujarnya
Selanjutnya: Tanaman Herbal untuk Perawatan Kulit, Ikuti Langkah Pemakaiannya Berikut Ini!
Menarik Dibaca: Tanaman Herbal untuk Perawatan Kulit, Ikuti Langkah Pemakaiannya Berikut Ini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News