VIRUS CORONA - JAKARTA. Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan dana sekitar Rp 16 triliun untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona atawa Covid-19 di wilayah tersebut.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, realokasi anggaran tersebut sudah disepakati oleh DPRD. Anggaran tersebut didapatkan dari penghentian proyek-proyek, perjalanan dinas, pemotongan gaji gubernur, hingga tunjangan ASN yang dipotong dan disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lebih lanjut, dari total anggaran tersebut, Rp 3,2 triliun akan dialokasikan untuk bantuan tunai dan bantuan pangan yang ditargetkan sudah bisa disalurkan mulai minggu depan. Sementara, sisanya yakni sekitar Rp 13 triliun digunakan untuk proyek-proyek padat karya.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta dapat bantuan 100.000 alat rapid test dan 300 APD dari Kadin
Ridwan Kamil menjelaskan, untuk bantuan tunai dan pangan, Pemprov Jabar akan menyasar golongan miskin dan rentan miskin yang tidak di cover oleh pemerintah pusat.
"Kalau untuk masyarakat di 25% ke bawah kan sudah di cover oleh kartu sembako dan kartu PKH. Jadi tugas kami pemda adalah mengisi orang-orang menengah-bawah di zona 25% sampai 40%. Jadi kami bagi-bagi tugas, 25% ke bawah oleh pemerintah pusat dan 25% hingga maksimal 40% terbawah oleh Pemda," ujar Ridwan Kamil dalam video konferensi bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Jumat (3/4).
Ridwan Kamil menambahkan, Pemprov Jabar tengah melakukan pendataan terhadap masyarakat-masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan ini. Bila ada masyarakat yang belum terdata, bisa memberikan argumentasi, dan akan ada komite yang memberikan persetujuan.
Untuk golongan tersebut, telah disiapkan dana bantuan Rp 500.000 per orang. Di mana sepertiga bantuan tersebut dibagikan dalam bentuk tunai dan sisanya dibagikan dalam bentuk sembako.
"Sembakonya kami beli dari pasar, sehingga pedagang tetap hidup. Bila tidak tercukupi, kami beli dari Bulog. Jadi bukan Bulog yang maksimal baru pedagang pasar. Kami ubah pedagang pasar dulu kami beli, baru Bulog," kata dia.
Nantinya sembako tersebut dikirimkan oleh PT Pos tetapi menggunakan armada ojek online.
Sementara, anggaran yang ditujukan untuk membuat proyek padat karya diharapkan dapat menyerap pengangguran yang terdampak
"Jadi setelah pandemi turun di akhir Juni, maka setelah itu banyak pengangguran, pengangguran itu akan kami pekerjaan di program padat karya senilai Rp 13 triliun," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News