Pendapat cagub-cawagub soal demo yang ditunggangi

Senin, 07 November 2016 | 07:16 WIB Sumber: Kompas.com
Pendapat cagub-cawagub soal demo yang ditunggangi


JAKARTA. Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo menduga ada aktor politik yang menunggangi kericuhan yang terjadi seusai aksi damai pada Jumat (4/11) lalu.

Terkait masalah ini, calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sepakat agar kepolisian mengusut aktor tersebut.

Calon gubernur nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono, meminta agar publik tak mengaitkan demo 4 November dengan kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.

Adapun demo 4 November digelar sejumlah organisasi masyarakat untuk menyikapi pernyataan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang mengutip ayat suci.

Demonstrasi yang dipusatkan di depan Istana Merdeka itu awalnya berjalan damai.

Namun, setelah melewati batas waktu diperbolehkannya berdemo, yakni pukul 18.00, aksi mulai ricuh.

Ketika itu, massa pendemo mulai dibubarkan karena sudah melewati batas waktu yang ditentukan.

Sementara itu, calon gubernur nomor dua, Basuki atau Ahok, sepakat dengan pernyataan Jokowi yang menyebut ada aktor politik yang menunggani demonstrasi ini.

Sebab, menurut dia, aksi itu berakhir ricuh meskipun tokoh ulama sudah menjaga untuk tetap kondusif. Meski demikian, Ahok tidak tahu siapa aktor politik di balik aksi itu.

Dia mengaku tidak tahu apakah aktor politik itu bermaksud menyingkirkannya dari arena pertarungan Pilkada DKI 2017 atau tidak.

Ahok juga enggan menduga apakah aktor politik itu berniat menghalangi langkah Jokowi terkait kepentingan Pemilihan Presiden 2019 nanti atau tidak.

"Yang jelas bagi saya ini enggak sesuai," kata Ahok.

Pasangan Ahok, Djarot Saiful Hidayat, menyayangkan pecahnya kericuhan pada aksi damai 4 November kemarin.

Secara blak-blakan, Djarot menyebut aktor politik di balik kericuhan demo tersebut ingin menjegal pencalonannya bersama Ahok.

"Ini arahnya bukan hanya menuju kepada Pak Ahok, arahnya ingin menjatuhkan pemerintahan yang sedang memimpin," kata Djarot di Jelambar, Jakarta Barat, Sabtu (5/11) lalu.

Djarot mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar tidak mengejar ambisi politik jangka pendek dengan mengorbankan masyarakat. Ia mengimbau untuk saling adu gagasan.

Djarot menyayangkan apabila kericuhan ini terjadi hanya karena pencalonan Ahok sebagai gubernur. Ia menyebut hal yang demikian merupakan demokrasi yang tidak sehat.

"Demo bukan hanya kasusnya Ahok, tetapi ada upaya menjegal Ahok, dan kalau perlu masuk penjara sehingga tidak bisa maju," kata Djarot.

Calon gubernur nomor tiga, Anies Baswedan, berharap pemerintah dapat menuntaskan dugaan adanya aktor politik di balik aksi itu.

Dengan demikian, kericuhan tidak kembali terulang. "Sehingga, kita bisa berkegiatan normal dan baik," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Sementara itu, Sandiaga Uno, pasangan Anies, merasa tak berwenang menanggapi pernyataan Jokowi tersebut.

Ia yakin bahwa kepolisian sudah mengusut hal tersebut. Menurut dia, ada hal yang lebih penting bagi warga Jakarta, yakni menciptakan stabilitas harga bahan pokok di pasaran.

"Warga sangat mengharapkan ada penurunan harga bahan baku yang semakin hari semakin mencekik, yang kadang kita lupa. Itu isu utama dari pada warga," ujar Sandiaga. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru