JEMBER. Penerbangan pesawat Garuda Indonesia rute Surabaya-Jember, terlambat hingga tujuh jam dan batal mendarat di Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember akibat kabut yang berada di kawasan bandara setempat.
"Kami mendapat informasi bahwa hingga pukul 16.30 (WIB) pesawat Garuda di Bandara Juanda masih belum terbang, sehingga kami belum bisa memastikan pukul berapa pesawat tersebut tiba di Bandara Notohadinegoro," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Notohadinegoro, Edy Purnomo di Jember, (Jumat 23/10).
Menurut dia, pesawat Garuda jenis ATR 72-600 berkapasitas 70 penumpang tersebut sebenarnya sudah terbang dari Bandara Juanda Surabaya menuju Jember pukul 09.00 WIB, namun tidak bisa mendarat karena kabut pagi yang menyelimuti bandara di Jember cukup tebal.
"Jarak pandang vertikal pesawat kurang dari 5 kilometer, sehingga pilot pesawat memutuskan untuk kembali ke Bandara Juanda," tuturnya.
Ia menjelaskan kabut yang menyelimuti kawasan bandara yang berada di Kecamatan Wirowongso bukan karena asap kebakaran, namun kabut embun yang tebal akibat cuaca kemarau di pagi hari.
"Saat matahari belum bersinar cukup terik, maka kabut tebal akibat suhu dingin musim kemarau masih belum hilang dan hal itu yang menyebabkan jarak pandang pesawat terhalang, sehingga pilot tidak berani mendarat di Bandara Notohadinegoro," paparnya.
Pesawat berpelat merah itu rencananya akan terbang dari Juanda dan mendarat di Bandara Jember pukul 15.30 WIB, kemudian terbang dari Bandara Notohadinegoro menuju Surabaya pukul 16.20 WIB, namun rencana penerbangan tersebut kembali tertunda.
"Kemungkinan molor lagi karena hingga pukul 16.30 WIB kami mendapatkan informasi seluruh penumpang sudah masuk pesawat, namun belum terbang. Jadi terbang atau batal merupakan kewenangan pihak maskapai," katanya.
Bandara Notohadinegoro Jember, lanjut dia, merupakan bandara yang mengandalkan cahaya dari sinar matahari karena belum memiliki peralatan untuk penerbangan pada malam hari.
"Selama masih terang dan sinar matahari masih cukup bagus, maka pesawat Garuda bisa mendarat di Bandara Notohadinegoro pada sore hari. Namun kalau cuaca gelap, maka tidak memungkinkan pesawat mendarat pada malam hari," ujarnya.
Informasi yang dihimpun di lapangan, awalnya penumpang yang hendak terbang dari Jember menuju Surabaya cukup banyak, namun keterlambatan selama tujuh jam tersebut menyebabkan sejumlah penumpang membatalkan penerbangan.
Sementara General Manajer PT Garuda Indonesia Tbk Area Jember, Syamsul Adnan, belum berhasil dikonfirmasi dan saat dihubungi melalui telepon selulernya tidak diangkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News